Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sekaleng Waktu yang Tersisa

7 September 2024   18:20 Diperbarui: 7 September 2024   18:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: genta FKIP


Di rak senja, ku temukan sekaleng waktu  
Berkarat di sudut sunyi, tak tersentuh  
Isinya hari-hari yang lewat,  
Detik-detik yang diam, terbawa angin

Tak terhitung sudah berapa janji  
Yang menguap bersama embun pagi  
Tersia, tak pernah menjadi nyata  
Seperti mimpi yang terserak di jalan setapak

Kubuka pelan tutup kalengnya  
Aroma kenangan menyeruak,  
Antara harap dan sesal yang terpendam  
Berkejaran, tanpa pernah bersapa

Sekaleng waktu yang pernah kubiarkan berlalu  
Kini hanya tersisa bayang-bayang  
Terkikis oleh ragu dan enggan  
Sedang hari esok masih menunggu di seberang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun