Paus Fransiskus baru saja menyelesaikan kunjungan pastoralnya di Indonesia, meninggalkan jejak mendalam bagi banyak pihak. Berbagai kesan positif tertinggal dari kehadirannya di tanah air ini. Salah satu yang paling mencolok adalah kesederhanaan yang selalu melekat dalam kepribadian beliau.Â
Bukan hanya karena Paus datang menggunakan pesawat komersial dan menolak tinggal di hotel mewah, memilih menginap di Kedutaan Vatikan, atau menggunakan mobil biasa dalam setiap kunjungannya. Kesederhanaan yang beliau tunjukkan lebih dari sekadar simbol, melainkan cerminan dari kehidupan sehari-harinya yang penuh ketulusan.
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus kerap tersenyum, menyapa, dan menunjukkan sikap ramah terhadap siapa saja yang beliau temui, dari para pejabat hingga masyarakat biasa. Hal ini menggambarkan betapa besar rasa kemanusiaan yang dimilikinya. Dalam setiap langkahnya, Paus menunjukkan rasa hormat dan empati kepada umat, tanpa memandang latar belakang.
Salah satu momen penting dalam kunjungan ini adalah ketika Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal, sebuah simbol persatuan dan toleransi antaragama di Indonesia. Di sana, beliau disambut dengan hangat oleh para tokoh agama dan masyarakat. Paus Fransiskus tidak hanya mengagumi arsitektur megah masjid tersebut, tetapi juga menghargai nilai-nilai persaudaraan dan toleransi yang ada di Indonesia. Dengan penuh penghormatan, beliau menyampaikan pesan penting tentang pentingnya kerukunan antarumat beragama dan hidup bersama dalam damai. Tindakan ini mempertegas komitmen Paus dalam membangun jembatan dialog lintas agama dan menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak harus menjadi penghalang bagi persatuan.
Selain itu, Paus juga sangat terkesan dengan keberagaman budaya dan masyarakat Indonesia. Dalam beberapa kesempatan, beliau mengungkapkan kekagumannya terhadap toleransi yang hidup di Indonesia, di mana berbagai agama dan suku dapat hidup berdampingan secara harmonis. Paus juga sempat menyampaikan kekagumannya terhadap kehidupan keluarga Indonesia, terutama dalam hal kehangatan hubungan antargenerasi dan bagaimana anak-anak tumbuh dalam suasana penuh cinta. Menurut Paus, hal ini merupakan cerminan dari nilai-nilai kehidupan yang kuat dan layak untuk dijaga.
Dalam khotbahnya, Paus Fransiskus juga memperlihatkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi umat yang dilayaninya. Beliau berbicara mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk masalah sosial dan ekonomi yang perlu dihadapi dengan solidaritas dan kerja sama. Paus menekankan pentingnya kasih sayang, keadilan, dan upaya bersama untuk membangun masyarakat yang lebih baik, tidak hanya untuk umat Katolik tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia.
Kunjungan Paus Fransiskus ini membawa pesan penting bagi Indonesia. Beliau tidak hanya menyampaikan pesan-pesan spiritual, tetapi juga mengingatkan kita semua akan pentingnya sikap sederhana, toleransi, dan persatuan. Paus telah meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi banyak orang di Indonesia, dan kehadirannya akan terus dikenang sebagai momen bersejarah dalam upaya memperkuat ikatan antaragama dan kemanusiaan di negeri ini.
Buon viaggio, Santo Padre. Grazie mille e arrivederci!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H