Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mengapa Pemilihan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Senyap?

4 September 2024   23:53 Diperbarui: 4 September 2024   23:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita mendengar kata "pemilihan," yang terbayang mungkin adalah keramaian, debat panas, dan kampanye yang seru. Tapi tunggu dulu, bagaimana jika pemilihan pimpinan dan Dewan Pengawas KPK lebih mirip dengan suasana meditasi? Senyap, hening, dan membuat kita bertanya-tanya: "Ada apa ini, kok seperti dengar suara semut lebih jelas daripada suara calon pimpinan?"Mari kita mulai dari sini: Pemilihan pimpinan dan Dewan Pengawas KPK baru-baru ini tampak seperti sebuah pertunjukan teater tanpa penonton. Biasanya, pemilihan seperti ini menjadi ajang sorotan, dengan sorak-sorai, dukungan, atau bahkan demo kecil-kecilan. Namun kali ini, seolah-olah semua yang terlibat sedang bermain petak umpet---kecuali yang disembunyikan adalah agenda, bukan anak-anak.

Salah satu teori yang beredar adalah bahwa mungkin ada kompetisi rahasia di antara para kandidat, seperti sebuah permainan catur di mana setiap langkah dilakukan dengan hati-hati, agar tidak membuat "semut-semut" di KPK merasa terganggu. Semut-semut ini, tentu saja, adalah metafora untuk sesuatu yang lebih besar dan lebih rumit, mungkin tekanan dari berbagai pihak yang tidak ingin "papan catur" terguncang terlalu keras.

Lalu, ada pula dugaan bahwa pemilihan ini diam-diam karena ada yang mencoba menghindari drama. Ya, bayangkan saja kalau pemilihan pimpinan KPK dilakukan dengan gaya reality show. Mungkin kita akan melihat calon-calon pimpinan berkompetisi dalam tantangan-tantangan aneh seperti "Siapa yang bisa mengusut kasus korupsi tercepat?" atau "Siapa yang bisa bertahan dari interogasi media paling lama?" Tapi nyatanya, tidak ada kamera tersembunyi, tidak ada skenario mengejutkan---hanya senyap.

Bisa jadi, senyapnya pemilihan ini adalah strategi untuk menghindari hiruk-pikuk politik yang sering kali menyertai pengisian jabatan penting. Seperti kata pepatah, "diam itu emas," dan mungkin dalam hal ini, "diam itu posisi pimpinan KPK."

Namun, bagi kita yang biasa dengan segala hal yang heboh dan penuh kontroversi, pemilihan yang senyap ini rasanya aneh. Ibarat pesta ulang tahun tanpa kue atau pertandingan sepak bola tanpa bola. Kita jadi penasaran, "Apakah ada yang disembunyikan? Atau mungkin, semua ini memang sengaja dibuat senyap agar berjalan mulus tanpa gangguan?"

Di balik semua dugaan ini, satu hal yang pasti: pemilihan pimpinan dan Dewan Pengawas KPK kali ini memberikan kita pelajaran penting. Ternyata, kadang-kadang yang tidak terdengar justru lebih menarik perhatian daripada yang berisik. Dan kita semua tahu, di balik keheningan, sering kali ada sesuatu yang sedang terjadi---atau mungkin, sesuatu yang *tidak* ingin kita ketahui.

Jadi, sambil kita menunggu hasil pemilihan ini, mungkin baiknya kita belajar mendengarkan suara-suara kecil di sekitar kita. Siapa tahu, kita bisa mendengar suara semut-semut di KPK yang tengah berbisik, "Hati-hati, jangan sampai salah pilih."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun