Rasanya memang suatu perbandingan yang tidak seimbang. Namun kenyataannya Susi memang lebih ditakuti, dengan bukti, begitu dia tidak menjabat maka para kapal maling pun kembali berpestapora menjarah ikan di perairan Indonesia.
Apakah memang Susi lebih hebat dari pengganti nya sekarang ini?
Kalau dilihat sebagai seorang pribadi, Susi memang punya sikap yang blak-blakan. Dari penampilan nya yang rada cuek dan apa adanya saja sudah jelas Susi bukanlah orang yang bisa diajak kompromi.Â
Berhadapan dengan orang semacam ini tentu para lawannya harus berpikir ulang untuk coba bermain - main. Dan sikap tegasnya itu sudah dibuktikan menenggelamkan kapal - kapal maling yang tertangkap.
Sikap ini berbeda sekali dengan pengganti Susi. Begitu dia mendapat kursi menteri justru rencana pertamanya adalah tidak melanjutkan kebijakan Susi untuk menenggelamkan kapal pencuri. (Detik.com)
Tentu saja pernyataan ini seperti surat undangan bersampul biru kepada para maling ikan. Merekapun kemudian dengan berani kembali menjarah ikan di perairan Indonesia. Toh kalau tertangkap, tidak ada lagi resiko kapal mereka dilarung ke dasar laut dan ditenggelamkan.
Nampak Susi, walau seorang perempuan yang kerap dianggap lebih lemah, justru lebih garang dalam bersikap, termasuk bila dibandingkan dengan seorang mantan jenderal.
Sikap garang itu dia tunjukkan dengan pernyataan bahwa, "Investor kita undang, sahabat kita hargai tapi maling tidak perlu dikompromi". (m.bisnis.com)
Suatu sikap jelas bahwa pada para orang jahat dan para pelindungnya tidak perlu diajak basa - basi.
Jika karena sikap tegas itu investor tidak mau datang, tidak mengapa, karena investor yang mau memanfaatkan kelemahan sikap dan integritas kita tentulah bukan Investor yang kita harapkan.Â
Karena pasti mereka juga akan bermain curang dan memanfaatkan kelemahan kita untuk mendapatkan keuntungan.