Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah DPR adalah "Dewan Pengkhianat Rakyat"?

24 September 2019   19:06 Diperbarui: 24 September 2019   19:11 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: berdemokrasi.com

Rasanya selama republik ini ada, sangat jarang apresiasi diberikan pada badan legislatif DPR. Dalam survei - survei yang diadakan pun kepercayaan publik pada lembaga ini selalu pada urutan buncit. (Kompas.com).

Gambar dan photo anggota DPR yang sedang tidur pada saat sidang, kursi - kursi kosong melompong saat rapat paripurna dan absensi yang ompong saat sidang seolah menjadi g koambaran biasa di republik ini.

Media pun sering diramaikan oleh komentar konyol dan tidak simpatik dari oknum anggota dewan. Bahkan akhir-akhir ini seolah antri, satu persatu para anggota dewan ini masuk ke bui akibat korupsi.

Melihat kenyataan ini maka tidak berlebihan ketika ketua BEM UI menjuluki lembaga DPR sebagai "Dewan Pengkhianat Rakyat". (Tribunnews.com)

Julukan ini seperti kristal kekecewaan masyarakat atas tingkah polah para anggota Dewan ini yang kerap kali mengecewakan.

Lihat saja contoh kasus yang paling anyar. Di mana para anggota dewan dengan diam-diam merevisi UU KPK sehingga tidak ada waktu untuk dikritisi oleh masyarakat. Juga RUU KUHP yang beberapa isinya kontroversial dan di luar akal sehat.

Untuk ke dua kasus ini terlalu kasat mata bahwa yang mereka bela bukan kepentingan rakyat banyak, tapi justru kepentingan para perampok uang rakyat.

Juga tidak bisa disembunyikan bahwa kedua UU tersebut mau melepaskan mereka sendiri dari jerat hukum jika nanti mereka terlibat.

Melihat semua ini kadang terbersit pertanyaan, apakah masih perlu lembaga ini kalau kehadirannya justru jadi beban daripada membantu negara untuk lebih maju?***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun