Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Ketika Kedua Putra Jokowi Digoda Partai Politik

27 Juli 2019   12:21 Diperbarui: 28 Juli 2019   07:43 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, kedua putra Presiden Joko Widodo saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017). (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Sejarah politik di Indonesia tidak luput dari gejala dinasti politik. 

Sebenarnya hal itu biasa, bahkan terjadi juga di negara yang dianggap sudah matang dalam kehidupan demokrasinya. Sebut saja Amerika Serikat. Kita tahu di sana ada di dinasti politik keluarga  Kennedy dan Bush.

Untuk Indonesia ada banyak dinasti yang bisa disebutkan. Misalnya saja: Keluarga Sukarno, Soeharto, SBY dan kini apakah Jokowi juga akan menyusul?

Selama ini memang belum ada terdengar bahwa putra-putri Jokowi berminat masuk ke kancah politik. Bahkan mereka langsung terlihat lebih tertarik dengan bisnis seperti membuka restoran dan jualan martabak serta pisang 

Namun sepertinya hal itu bisa saja berubah. 

Hal itu dimulai dari hasil survei yang dilakukan oleh Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unsri) menyebut anak pertama Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming, masuk dalam bursa Pemilihan Wali Kota Surakarta 2020-2025. ( Tempo.co.id)

Hasil survei inipun langsung ditanggapi oleh partai - partai politik yang ada di Indonesia. 

Bukan main - main ada beberapa partai menengah menyambut antusias hasil survei itu sepeti PKS, PKB dan bahkan PDIP menyatakan siap dijadikan perahu pendukung putra sulung Presiden RI ini. (Liputan6.com)

Jokowi sendiri sebagai bapak Gibran menanggapi dengan sikap terbuka, "Ya tadi malam saya baca hasil surveinya. Saya senang saja," kata Jokowi sebelum bertemu dengan Koalisi Indonesia Kerja di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2019). (Detik.com).

Dengan tanggapan ini, Jokowi juga menggarisbawahi bahwa dia akan mendukung apa yang diinginkan oleh putra - putranya. 

Tentu semua ini menimbulkan pertanyaan dan analisa dari berbagai pihak. Ada yang mendukung tapi juga ada yang menolak. 

Mereka yang menolak punya alasan bahwa dinasti politik sudah membuktikan adanya resiko KKN yang tentu tidak sehat bagi kehidupan demokrasi kita. 

Kalangan yang mendukung mengatakan bahwa, kenapa tidak, toh para putra Presiden Jokowi ini punya hak yang sama seperti warga lain untuk masuk ke kancah politik. 

Sebenarnya ya atau tidak atas hal ini tentu tidaklah sederhana. Jika Gibran dan Kaesang berminat terjun ke dunia politik tentu tidak boleh hanya mengandalkan kepopuleran sebagai putra Presiden saja. Mereka juga harus bisa menunjukkan kualitas sebagai tokoh politik dan calon kepala daerah yang baik.

Kualitas politikus dan kepala daerah dalam hal ini bukan hanya soal kemauan tapi juga kemampuan dalam menjadi seorang pemimpin yang punya visi, mimpi serta kualitas kepribadian lainnya. Dan tentu saja semuanya itu harus terlihat dalam track record mereka.

Dengan melihat prasyarat ini, jika obyektif, nampaknya kedua putra Presiden ini belum siap. Jika dipaksa, mereka ibarat buah yang matang sebelum waktunya. 

Untuk saat ini kita masih melihat mereka sebagai putra Presiden yang punya karakter pengusaha yang cukup baik. Belum ada jejak kepemimpinan dibidang publik dan sebagai tokoh politik.

Justru sikap mereka yang menjauhi kancah politik saat bapaknya menjadi Presiden adalah bentuk dukungan atas tugas dan tanggung jawab Jokowi. Dengan sikap ini, image Jokowi sebagai tokoh anti KKN mendapat nilai tambah.

Jadi, hasil survei dan antusiasnya para partai Politik hendaknya ditanggapi para putra presiden dengan bijaksana. 

Jika mereka memang mau terjun ke dunia politik, perlu ditambah bukti dan jam terbang sehingga kualitas sebagai calon pimpinan dan politikus sungguh teruji dahulu.

Mungkin benar, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, tapi buah yang jatuh itu haruslah matang dahulu supaya bisa tumbuh dengan bagus dan subur. ***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun