Panasnya politik sekarang ini berdampak pada berbagai sisi.Â
Persoalan yang sejatinya hanya menyangkut pemilihan presiden, menjadi merembet ke hal lain dengan adanya kerusuhan dan dugaan makar.
Apalagi kemudian kasus ini menyangkut oknum purnawirawan TNI seperti mantan Komandan Kopassus Soenarko dan mantan petinggi TNI Kivlan Zen. Saat ini keduanya sudah dijadikan tersangka dan ditahan polisi.
Banyak kalangan yang mengkhawatirkan bahwa kasus tersebut tidak lagi hanya kasus hukum tapi bisa menjalar ke bidang lainnya.
Benar saja, satu hari sesudah polisi mengumumkan status hukum Soenarko, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pernyataan.
Ryamizard berkata dirinya tak yakin dengan ancaman pembunuhan terhadap Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, serta Stafsus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere. Bagi Ryamizard, itu sebatas gertakan semata.
Dengan pernyataannya ini, ada kesan Menhan membela para terduga pelaku makar tersebut.Â
Juga dengan pandangan ini Ryamizard jelas telah berbeda sikap dengan para koleganya yang sama - sama berada di Pemerintahan Jokowi.
Tentu pernyataan ini membuat kita bertanya - tanya, karena sebelumnya Menkopolhukam Wiranto dan Kepala Kantor Kepresidenan Moeldoko mengumumkan ancaman dan sikap tegas pemerintah terhadap dugaan makar itu.Â
Juga polisi telah menangkap para tersangka yang sudah dibayar untuk melakukan rencana pembunuhan tersebut termasuk senjata yang akan digunakan.
Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa ada persaingan tersembunyi antara Polisi dan TNI. Masing - masing punya alasan untuk membela korpsnya atas nama kesetiakawanan korsa.