Rupanya di penghujung proses Pemilu ini, akhirnya Tim Prabowo bersedia membuka data - data yang mereka miliki. Jika sebelumnya seperti ditutup - tutupi, kali ini mereka bersikap transparan.
Untuk pertama kali, rencananya paparan kecurangan ini akan dihadiri bukan hanya oleh para simpatisan, tapi juga kubu lawan dan komunitas internasional.
Apa yang dapat kita baca dengan rencana ini?
Pertama, nampaknya mereka cukup punya keyakinan bahwa data - data yang mereka punya sudah cukup valid.
Hal lain, ini adalah juga cara untuk menekan Bawaslu yang saat ini sedang memproses data kecurangan yang sama.
Namun ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dengan rencana ini.
Mengapa hanya data kecurangan yang mereka buka? Seharusnya mereka juga berani membuka data klaim Kemenangan yang sering didengungkan. Supaya publik juga tahu, sejauh mana data kemenangan itu bisa dipertanggungjawabkan.
Apakah data kecurangan itu bisa mengubah hasil pemilu? Hal ini sungguh membuat kita penasaran. Sebab tuduhan kecurangan Terstruktur Sistematis dan Masif itu adalah tagline yang senantiasa mereka teriakkan.Â
Jika data kecurangan itu hanya sifatnya parsial, tentu tidak bisa dijadikan alasan untuk merevisi hasil yang sekarang ini telah ada.
Kita juga harapkan walaupun data kecurangan ini telah dipaparkan, jangan digunakan sebagai alat provokasi. Dalam hal ini, proses hukum harus tetap dijunjung tinggi. Biarlah semua proses berjalan dan apapun hasilnya hendaknya dihormati.