Jika tidak ada kejadian yang luar biasa, maka Jokowi akan menjadi Presiden di periode keduanya. Hasil real count KPU yang sudah hampir 70 % menunjukkan perbedaan jumlah suara antara Jokowi dan Prabowo sudah sulit dikejar.
Hal itu juga berarti bahwa Jokowi akan memerintah di lima tahun periode terakhirnya. Karena undang - undang sudah menentukan bahwa Presiden RI hanya boleh dua periode saja.
Melihat kenyataan ini, mau tak mau orang mulai bertanya- tanya, siapa presiden di tahun 2024 nanti? Atau bahkan lebih spesifik lagi, apakah Jokowi menyiapkan putra mahkota untuk menggantikan dirinya?
Pertanyaan ke dua ini cukup menggoda karena memang belum ada tradisi persiapan putra mahkota seperti itu. Atau ada yang sudah mencoba, seperti Megawati dan SBY namun karena sarat berbau KKN menjadi kurang mendapat respon positif dari rakyat.
Seharusnya sebagai negara demokrasi moderen, perlu disiapkan dengan matang siapa yang akan meneruskan jalannya pemerintahan secara profesional. Hal ini diperlukan agar keberlanjutan pembangunan akan terus berlangsung dengan baik.
Cara mempersiapkannya memang tidaklah gampang. Karena untuk menjadi pemimpin nomor satu di suatu negara seperti Indonesia membutuhkan pengalaman, keahlian dan juga kepribadian yang tidak semuanya bisa dipelajari. Pemimpin, dalam arti tertentu memang harus dilahirkan.
Namun tentu saja ada hal - hal yang bisa dipersiapkan. Sekurang - kurangnya kandidat yang diinginkan itu diberikan peluang dan tanggung jawab untuk menunjukkan kemampuan nya sebagai pemimpin nomor satu di negeri ini.Â
Dan menurut penulis, jika Jokowi memang ingin bangsa ini maju dan sejahtera seperti impiannya maka ada semacam tanggung jawab moral untuk menyiapkan calon penggantinya.Â
Pertanyaan besar kemudian muncul: siapa kira - kira yang layak untuk dicalonkan menjadi putra mahkota itu?
Kalau dilihat, ada beberapa politikus muda yang punya potensi untuk menjadi pemimpin di 2024 itu. Mereka sudah menampakkan prestasi dan track record tersendiri yang cukup menjanjikan.