Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kubu Prabowo Usul Bongkar Makam Pahlawan Demokrasi

3 Mei 2019   19:12 Diperbarui: 3 Mei 2019   21:15 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: tribunkaltim.co

Isu pemilu kali ini memang tidak habis - habisnya. Tidak puas dengan isu kecurangan, sekarang kubu Prabowo menggoreng lagi masalah banyaknya petugas KPPS meninggal saat menjalankan tugas. Bahkan mereka mengusulkan pembongkaran makam petugas KPPS untuk dilakukan otopsi.

Memang ratusan orang yang meninggal menimbulkan pertanyaan banyak orang. Alasan "kelelahan" adalah penyebab yang selalu diungkapkan. Namun sebenarnya variasi kelelahan itu beraneka. Ada yang memang sudah mempunyai penyakit bawaan seperti jantung, mag akut, kecelakaan, usia tua dan penyakit lainnya. 

Tapi kemudian membawa ini pada isu konspirasi, penulis rasa agak berlebihan. Apalagi sampai mau membongkar makam seolah ada kejahatan yang disembunyikan. Namun begitulah yang terjadi. Segala isu dijadikan alasan untuk menutupi kekalahan. Setelah gagal dengan segala cara dan strategi, kemalangan dan duka para pahlawan demokrasi pun diperalat sebagai senjata politik. 

Menurut penulis, pemilu memang harus dievaluasi secara menyeluruh, termasuk masalah begitu banyak nya petugas yang meninggal. Namun sekali lagi bukan dengan tujuan untuk memanfaatkan situasi ini secara politis. Ini sungguh - sungguh kemalangan yang justru harus ditangani dan ditanggulangi secara simpatik dan empati. Terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. 

Dalam hal ini KPU dan Pemda memang sudah melakukan santunan dan bantuan pada keluarga pahlawan demokrasi ini. Dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana supaya  kejadian ini tidak lagi terulang di masa depan.

Kembali pada sikap kubu Prabowo yang menggoreng isu ini sebagai senjata politik. Cukuplah. Terimalah kekalahan. Jangan lagi mencari - cari strategi untuk menutupi kekalahan itu. Hal yang diperlukan untuk mereka yang telah mengorbankan diri menjalankan tanggungjawabnya adalah penghargaan dan simpati, bukan tuduhan konspirasi yang menyakitkan.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun