Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Disediakan 100 Miliar untuk Penemu Kecurangan Jokowi

28 April 2019   22:32 Diperbarui: 28 April 2019   22:45 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tempo.co

Relawan Jokowi - Ma'ruf Amin yang tergabung dalam Relawan Tim 7 membuat tantangan kepada Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi dan pendukungnya dengan hadiah Rp 100 Miliar, di Depok, Ahad, 28 April 2019. 

Hadiah ini diberikan jika bisa membuktikan kecurangan masif dan terstruktur yang dilakukan tim pasangan paslon capres dan cawapres 01.

"Definisi kecurangan itu, yaitu lima persen dari hasil hitungan real count KPU yang angkanya dianggap (hasil) kecurangan yang tidak dikoreksi KPU. Sehingga, menimbulkan perbedaan hasil real count yang merugikan pihak 02," jelas juru bicara pengusaha Muslim pendukung Jokowi ini.

Ketika penulis pertama menonton video  hal ini terus terang langsung terlintas pertanyaan bahwa apakah hal ini serius atau hanya sekedar goyonan belaka?

Namun rupanya tidak. Dari keterangan wakil pengusaha yang menyiapkan uang 100 milliar dalam video itu, nampaknya  mereka sungguh serius. 

Tujuan mereka adalah supaya tuduhan Kecurangan yang masif dan terstruktur itu berhenti. Menurut mereka memang ada kecurangan tapi sifatnya tidak masif dan hanya kasuistik.

Ini sungguh reaksi yang menurut penulis cukup serius dari masyarakat. Nampaknya mereka sudah muak dengan segala tuduhan yang tak beralasan yang selama ini dilemparkan oleh kubu Prabowo.

Keberanian mereka menyelenggarakan sayembara ini patut diacungi jempol. Karena dengan resiko bahwa akan ada orang yang memenangkan sayembara tersebut, mereka berani mengadakannya.

Nah, siapa yang selama ini berteriak kecurangan masif dan terstruktur, tinggal membawa bukti kepada mereka untuk menerima hadiah tersebut.

Namun, jika tidak ada bukti dan tidak ada  yang datang, maka memang lebih baik diam dan mari kita tunggu hasil keputusan dari lembaga yang sudah diberikan tanggung jawab untuk itu.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun