Politik memang punya seni tersendiri. Seperti permainan catur, langkah politik tidak pernah hanya bergerak lurus ke depan. Gerakan zig-zag dan bahkan mundur adalah strategi bidak yang sudah diatur.Â
Langkah bidak catur seperti itulah yang nampaknya sedang diambil koalisi Prabowo pasca Pilpres ini.Â
Kalau sebelumnya Demokrat terlebih dahulu menjaga jarak dengan menarik kader - kadernya dari koalisi Adil Makmur, kali ini PAN pun menyusul.
Adalah Zulkifli Hasan, Ketua umum PAN yang melakukan gerakan bidak politik itu dengan menemui Jokowi.
Memang belum ada keterangan resmi apa yang telah dibicarakan, namun tidak terlalu sulit menduga isi pembicaraan mereka. Hampir pasti berpindah dukungan lah yang mereka utarakan. Hal itu diperjelas oleh wakil pimpinan PAN Bara Hasibuan yang memberikan signal bahwa PAN akan beralih posisi.
Apakah dengan ini berarti koalisi Adil Makmur yang dipimpin Gerindra akan berakhir?
Nampaknya signal ke arah  sana sangatlah kuat.Â
Sebelum PAN, partai Demokrat sudah terlebih dahulu menunjukkan sikap. Dengan alasan akan memperkuat kekuatan internal, SBY sebagai ketua umum Demokrat sudah meminta para kadernya ditarik dari koalisi.Â
Walau belum ada pernyataan resmi bahwa Partai Demokrat meninggalkan koalisi, namun secara defacto itulah yang terjadi.
Sekarang tinggal PKS lah yang masih setia menemani Gerindra. PKS memang teman pertama Gerindra ketika membentuk koalisi ini. Namun, tidak mengherankan juga kalau PKS lalu akan memilih pergi.
Menurut penulis, dengan makin meningkatnya prosentase suara real count yang dihitung KPU yang memenangkan Jokowi, maka semakin rapuh lah ikatan koalisi Prabowo.