Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mentahnya Data Kebocoran Prabowo

9 April 2019   13:54 Diperbarui: 9 April 2019   14:16 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tempo.co

Bagi Prabowo kebocoran dana Pemerintah sudah seperti sebuah obsesi. Kapan dan di manapun. Kata "bocor" untuk Capres 02 ini bagai mantra untuk bisa mengantar nya ke kursi kepresidenan.

Cara Prabowo membungkus pesan kebocoran ini pun sudah dipersiapkan nya dengan matang, yakni dengan angka yang mencengangkan. 

Dia mengatakan bahwa telah terjadi kebocoran ribuan trilyun rupiah, dan ada 25 % dana pemerintah yang hilang.

Tentu saja banyak tanggapan yang mempertanyakan sumber data yang ia jadikan sumber untuk menyebutkan angka sebesar itu. Memang ia coba memberikan beberapa data, namun nampaknya publik masih tidak percaya.

Dalam situasi itu, baru-baru ini KPK merilis perkiraan potensi kehilangan pendapatan negara yang berkisar 2000 triliun. 

Prabowo pun langsung menyambar angka yang disebutkan oleh KPK itu. Dia bagai mendapatkan amunisi baru untuk kembali menggaungkan angka kebocorannya. Prabowo mengutip angka tersebut sebagai angka kebocoran. 

Tentu saja kehebohan kembali terjadi lagi. Karena keriuhan itu, KPK lalu mengklarifikasi pernyataannya sebelumnya.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menjelaskan maksud pernyataan koleganya, Basaria Pandjaitan, yang kemudian dikutip capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Menurutnya pimpinan KPK ini, angka 2000 triliun itu bukan angka kebocoran, tapi angka POTENSI kebocoran.

"Jadi kekurangan sekitar 2.000 triliun, jadi itu bukan kebocoran, (tapi) potensi (pendapatan untuk APBN). Itu bukan soal kebocoran yang disampaikan oleh Ibu (Basaria) itu. Kita itu sebenarnya punya potensi banyak lagi (untuk APBN)," kata Saut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun