Tragedi kemanusiaan selalu menimbulkan kesedihan dan kesesakan dada. Kadang kita bertanya mengapa sampai hal ini terjadi? Di mana perginya etika, rasionalitas dan rasa sebagai manusia?
Kasus Incest dilakukan oleh abang, adik dan bahkan bapaknya terhadap seorang gadis adalah sebuah tragedi kemanusiaan. Apalagi sang korban punya keterbatasan sebagai seorang disabilitas. Begitu banyak pertanyaan yang bisa muncul, dari sisi moral, agama, etika dan sosial, semuanya berada di luar kepatutan. Tragedi seperti ini seolah melempar ke tong sampah semua nilai - nilai luhur yang ada dalam diri manusia.
Sudah banyak komentar dan analisa mengenai hal ini. Semua mengarah pada pertanyaan yang sama, hukuman apa yang pantas untuk pelakunya? Apakah hukum yang ada masih mampu memberikan keadilan pada korban?
Dari segala ulasan dan komentar ada yang sangat moderat dengan usulan rehabilitasi para pelaku karena dianggap mereka memiliki kelainan jiwa. Dan ada yang justru radikal dengan mengatakan pelaku harus dihukum mati. Alasannya, para pelaku sudah tidak bisa diperbaiki, daripada menghabiskan energi untuk pelaku lebih baik fokus pada usaha menyelamatkan korban.
Ya aspek hukuman memang memiliki beberapa sisi, selain sebagai cara untuk membuat jera, tapi ada juga sisi pendidikan agar terjadi perubahan.Â
Khusus untuk kasus yang sudah dapat dikatakan sangat parah seperti ini, penulis cenderung melihat bahwa memang perlu tindakan ke arah radikal. Selain memberikan rasa keadilan pada korban, juga harus menjadi pembelajaran supaya seperti peristiwa mengenaskan seperti ini tidak terulang lagi.
Bagaimana pendapat anda? ***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H