Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perintah Jokowi Masih Punya Isi?

6 Maret 2015   18:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_354228" align="aligncenter" width="418" caption="Jokowi/http://www.deviantart.com"][/caption]

Setelah berhari-hari diubek-ubek para lembaga anti korupsi akhirnya Jokowi bersuara, dan itupun lewat perantara Mentri Sekretaris Negara, “Jokowi Perintahkan Polri Hentikan Kriminalisasi KPK.

Seingat saya, ini bukan pertama kali titah Jokowi mengenai hal ini. Sebenarnya beliau sudah lakukan waktu pemanggilan AS dan Wakapolri di Bogor beberapa waktu yang lalu, yang ditambah embel-embel “Sebagai Kepala negara saya Perintahkan....”

Hal serupa diulang kembali waktu mengumumkan pembatalan pelantikan BG dan pengangkatan PLT KPK.

Melihat kenyataan ini seolah saya mengalami de ja vu, kayaknya kok sudah pernah mengalami hal serupa di masa lalu. Hanya saja di masa lalu biasanya dengan kalimat “saya prihatin” sekarang lebih tegas “saya perintahkan atau saya minta”. Namun kok rasanya hasilnya yang sama yah? Tidak ada perbaikan yang nyata terjadi di kasus-kasus bersangkutan.

Sebenarnya sehubungan dengan “perintah” yang tidak  dilaksanakan, Jokowi sesungguhnya sudah mengalami juga ketika dia meminta supaya kapal illegal ditenggelamkan. Saya saksikan waktu itu secara terbuka di TV dalam pertemuan dengan para menteri dan pejabat terkait dia berkata: “Sudah tiga kali saya perintahkan kok belum dilaksanakan...”.

Kewibawaan seseorang salah satunya diukur dari kekuatan perintahnya. Semakin perintah itu diabaikan maka kewibawaanya semakin dipertanyakan. Jika hal itu yang saat ini sedang terjadi dengan Jokowi sungguh saya kecewa dan sedih.

Saya adalah salah satu orang dari jutaan rakyat yang dulunya mengharapkan Jokowi akan membuat perubahan baru di negeri ini. Revolusi mentalyang dia canangkan sungguh menggugah saya untuk ikut punya harapan yang sama. Sebenarnya saat inipun dukungan danharapan saya belum luntur, tapi seperti sejak pertama saya mendukung Jokowi, saya punya prinsip bahwa saya mendukung dengan kritis. Saat ini kekritisanlah yang harus saya suarakan agar Jokowi tidak lupa akan janjinya.

Kembali pada “perintah” yang nampaknya belum dilaksanakan di lapangan. Saya coba menduga ada beberapa penyebabnya:

Pertama: mungkin para pejabat dan bawahan Jokowi masih coba-coba, sejauh mana “metal”nya presiden yang memang mengidolakan musik rock metal ini dalam mewujudkan niatnya.

Kedua: barangkali juga, perintah ini masih belum keras, diharapkan Jokowi meninggalkan cara “Solo” nya atau mungkin tiru cara Ahok??

Ketiga: Mereka yang tidak melaksanakan perintah belum menerima akibatnya dan itu menyebabkan mereka lebih berani membangkang?

Keempat: tidak ada kekuatan yang bisa memaksa mereka antuk melaksanakan “perintah” panglima tertinggi ini karena mereka tahu dukungan politik tidak solid di belakangnya. Toh partai pendukungnya sendiri bertentangan?

Kelima: para pembangkang perintah ini sama sekali tidak takut “suara rakyat” yang telah memilih Jokowi menjadi Presiden.

Karena ini praduga dan pengandaian, mungkin kita bisa deretkan lagi puluhan alasan di bawah. Namun yang untuk kali ini menurut saya yang lebih penting adalah bagaimana kewibawaan ini tidak semakin luruh yang mengakibatkan negara ini akan terombang-ambing bagai pinisi yang mengalami patah tiang layar utama.

Kami mohon Pak Jokowi, saya masih mendukung anda, tunjukkanlah bahwa “perintah” anda itu adalah “perintah sebagai pimpinan negara dan panglima tertinggi di negara ini”. Pastikanlah bahwa perintah-perintah anda itu sungguh bisa terlaksana.... ***MG

sumber:

http://nasional.kompas.com/read/2015/03/05/21095941/Jokowi.Perintahkan.Polri.Hentikan.Kriminalisasi.terhadap.KPK.dan.Pendukungnya?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun