Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Thahir
Muhammad Ridwan Thahir Mohon Tunggu... -

Saya seorang Pemerhati Susastra. Senang komputer, internet, baca buku dan menulis artikel serta koleksi prangko. Suka memotret dan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

HIV/AIDS, Masihkah Berbahaya?

25 Februari 2010   00:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

HIV/AIDS, Apakah Itu?
HIV
= Human Immunodeficiency Virus
AIDS = Acquired ImmunoDeficiency Syndrome

Penderita Penyakit HIV/AIDS merupakan istilah terhadap seseorang yang terinfeksi oleh virus HIV, dan menunjukkan gejala-gejala atau sindrom akibat hilangnya kekebalan tubuh terhadap kuman-kuman penyakit (AIDS).
Dunia mengenal penyakit ini sekitar tahun 1981 dan di Indonesia kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1987.

Masalah HIV/AIDS menjadi lebih besar lagi karena kasus seropositif itu biasanya merasa sehat, dan dari luar juga tampak sehat. Pembawa virus yang asimptomatik tersebut dapat menularkan HIV kepada orang lain. Data terakhir dari UNAIDS menunjukkan penderita HIV/AIDS di dunia sekitar 40 juta orang.
Agen penyebab AIDS adalah virus HTLV-III (Human T-cell Lymphotropic Virus Type III). Namun sejak tahun 1986 nama virus diatas digantikan dengan nama Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV terdiri dari 2 serotipe yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV termasuk golongan retrovirus berinti RNA (sebagian besar virus lain berinti DNA) dan mempunyai enzim yang bernama reverse transcriptase yang mampu mengubah kode genetik dari DNA ke RNA.

Bagaimana Virus HIV Menular?
Walaupun ada banyak cara yag diduga menjadi saran penularannya, namun hingga kini baru empat cara yang telah dibuktikan menjadi mekanisme penularan penyakit ini, yaitu :


  1. Melalui hubungan seks
    Hal ini menempati bagian terbesar kasus HIV. Hampir tujuh puluh dua persen kasus di Amerika Serikat terjadi akibat hubungan homoseks di antara laki-laki, dan belum pernah ditemukan di antara wanita. Dianggap mungkin terjadi akibat luka dilubang dubur selama hubungan kelamin ini, yang menjadi tempat masuknya virus yang berada di dalam semen manusia. Namun juga ada kasus yang ditularkan melalui hubungan heteroseks dengan penderita kumpulan gejala berkurangnya kekebalan yang didapat ini. Hal ini terjadi dari laki-laki ke wanita melalui semen. Namun belum diketahui apakah wanita bisa menularkannya ke laki-laki melalui cairan liang senggama (vagina) ataupun melalui darah haid seorang wanita yang mengandung virus ini. Darah haid dan cairan vagina dapat memasuki tubuh laki-laki melalui luka atau kelainan kulit lainnya. Juga belum jelas apakah ciuman dapat memindahkan HIV karena kecilnya jumlah virus di dalam air liur. Hal ini perlu ditekankan karena sering hubungan seks dianggap sebagai pertukaran cairan tubuh, yang bisa dianggap mempunyai arti lain berupa pertukaran cairan tubuh lain yang bisa menimbulkan ketakutan yang kurang beralasan.
  2. Melalui jarum suntik
    Ini terjadi pada penyalahguna obat, seperti pecandu narkotika dan sejenisnya. Mungkin darah penderita HIV yang menempel pada jarum suntik kemudian masuk ke dalam darah pecandu narkotika lain yang menyuntikkan obat ke dalam tubuhnya. Di antara 14% laki-laki dan 53% wanita penderita HIV mendapatkan melalui cara ini. Sehingga penyakit ini merupakan ancaman selain virus Hepatitis B yang menimbulkan sakit kuning.
  3. Melalui transfusi darah atau produk darah lainnya
    Jumlah kasusnya hanya 1%. Masalah ini membuat semua darah donor menjadi sasaran pemeriksaan untuk menentukan adanya pemaparan virus ini. Keadaan ini lebih banyak pada kelompok yang menerima transfusi darah berulang kali.
  4. Melalui kehamilan atau persalinan
    Seorang bayi dapat terinfeksi Virus HIV selama dalam rahim ibunya atau melalui proses persalinan. Walaupun jumlahnya sedikit tapi bertambah besar.


Diagnosis Orang Mengidap HIV / AIDS
Diagnosis HIV / AIDS ditegakkan berdasarkan atas :


  1. Gejala klinik, seperti Sarkoma Kaposi
  2. Pemeriksaan imunologi
  3. Menghitung jumlah limfosit T4
  4. Pemeriksaan serologis
  5. Menemukan virus HIV dalam biakan sel darah putih.


HIV/ AIDS, Adakah Obatnya?
Hingga saat ini belum ada obat yang efektif untuk HIV/AIDS. Tujuan utama pengobatan adalah melawan penyakit-penyakit infeksi serta tumor yang timbul sebagai komplikasi AIDS. Untuk mengatasi infeksi dapat diberikan obat-obat golongan antibiotik, anti parasitik, anti mikotik. Hal yang penting yang harus diperhatikan pada pengobatan komplikasi penyakit infeksi pada penderita HIV/ AIDS adalah pengobatan harus dimulai sedini mungkin sebelum infeksi tersebut menimbulkan gangguan yang luas dan berat. Pengobatan dilakukan dalam jangka waktu panjang disertai pengobatan pencegahan untuk menghindari infeksi berulang.

HIV/ AIDS Dapat Dicegah
Karena belum ditemukan obat ataupun vaksin tertentu untuk HIV/AIDS, maka tindakan terbaik adalah pencegahan dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat untuk menghindari/mengurangi resiko terinfeksi, terutama dengan mengubah perilaku seksual yang mempermudah terjadinya infeksi.
Pencegahan denga cara :


  1. Menghindari hubungan seksual di luar nikah dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
  2. Hindari berhubungan seks dengan kelompok beresiko tinggi
  3. Penggunaan kondom bagi kelompok beresiko tinggi
  4. Hindari hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada alat kelamin atau mulut dan hindari penggunaan alat-alat tertentu saat berhubungan seksual.
  5. Kelompok resiko tinggi dianjurkan tidak menjadi donor untuk transfusi darah.
  6. Ibu dengan virus HIV hendaknya tidak hamil.
  7. Pengunaan jarum suntik harus dijamin sterilitasnya.


HIV/AIDS Punya Prognosa
Pada saat penyakit ini pertama kali ditemukan, angka kematian mencapai 85%. Tetapi pada saat ini persentase penderita yang hidup makin banyak untuk jangka waktu yang sama. Hal ini disebabkan oleh perbaikan cara merawat penderita dan obat-obat untuk mengatasi infeksi oportunistik telah maju dengan pesat.
Prognosa untuk bayi yang menderita AIDS masih jelek, dengan angka kematian sekitar 60% pada akhir-akhir ini. Juga bagi ibu hamil pembawa virus AIDS, prognosanya jelek. Pada penderita yang sudah ada gejala klinis kematian mendekati 100%.
Dengan adanya obat yang memperlambat perkembangan Virus HIV, di Negara Barat HIV/AIDS sudah dinyatakan sebagai Penyakit Kronik.

Kesimpulam
Jadi dapat dikatakan, bahwa penyakit AIDS ini TETAP BERBAHAYA dalam hal penularannya, namun dengan melihat Prognosa HIV/AIDS diatas dapat dikatakan adalah MENUJU LEBIH BAIK. Dan untuk HIV/AIDS adalah pepatah kuno yang “Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati”. Pedulilah dengan AIDS (AIDS AWARENESS) dan Gunakanlah AIDS Ribbon sebagai Kepedulian Anda terhadap AIDS.[MRT]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun