Universitas 17 Agustus Surabaya kembali menugaskan mahasiswanya dalam program pengabdian masyarakat atau yang biasa dikenal dengan sebutan KKN (Kuliah Kerja Nyata) pada awal tahun 2025 ini. Salah satu kelompok yaitu Tim R1 ditugaskan di Desa Centong Kecamatan Gondang Kota Mojokerto. Tim R1 ini berupaya memahami pentingnya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan inovasi kreatif berupa pengembangan produk totebag ecoprint. Selain ramah lingkungan, totebag ecoprint ini juga dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Kegiatan pengembangan produk kreatif ini dilakukan pada hari Jumat (17/1) pukul 08.00 -- 10.00 WIB di Balai Desa Centong yang dihadiri oleh Ibu-Ibu PKK.
Dalam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini, masyarakat setempat diajarkan bagaimana cara menggunakan bahan-bahan alami seperti daun dan bunga untuk membuat pola unik pada kain. Teknik ecoprint ini memanfaatkan pigmen alami tanpa menggunakan zat pewarna kimia yang merusak lingkungan. Produk totebag ecoprint ini dirancang sebagai alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan kantong plastik. Selain fungsional, totebag ecoprint juga memiliki nilai estetika yang menarik sehingga berpotensi menjadi produk unggulan yang diminati oleh pasar.
"Dengan memanfaatkan bahan-bahan alam yang mudah saya temui ini, tidak hanya menghasilkan produk yang menarik tetapi juga ikut melestarikan lingkungan ya mbak" Ujar Sri Utami sebagai salah satu Ibu PKK yang mengikuti kegiatan pelatihan ini.
Pembuatan produk totebag ecoprint ini dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat setempat serta bahan dan alat yang dibutuhkan pun mudah didapatkan. Pertama, perlu menyiapkan bahan dan alat yaitu totebag kanvas, palu kayu, tawas, dan daun yang lunak/muda. Larutkan tawas kedalam air yang telah dipanaskan, lalu rendam totebag selama 24 jam. kemudian jemur hingga mengering. Pilih daun yang tebal dan memliki tekstur yang jelas. Setelah itu, lakukan proses pounding dengan memukulkan daun atau bunga keatas kain menggunakan palu. Totebag pun siap digunakan.Â
Mahasiswa KKN berharap program ini dapat berlanjut setelah masa pengabdian selesai, dengan dukungan berkelanjutan dari pengurus dan masyarakat desa. Dengan inovasi ini, Desa Centong berpotensi menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengintegrasikan kreativitas, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Kegiatan ini mengajarkan bahwa dengan memanfaatkan potensi lokal dan bahan alami, masyarakat dapat menciptakan inovasi yang berdampak besar, baik bagi lingkungan maupun kesejahteraan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H