Mohon tunggu...
Marissa Zevania Simbolon
Marissa Zevania Simbolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV-IPB

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB Manajemen Agribisnis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dari Pandemi Covid-19 Menjadi Endemik Covid-19

15 Juli 2021   11:36 Diperbarui: 15 Juli 2021   20:07 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan virus yang melanda secara dunia, yakni Covid-19. Dikarenakan penyebarannya yang sudah mencakup dunia, virus Covid-19 ini diumumkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai pandemi per tanggal 9 Maret 2020. Jabatan pandemi yang dipegang oleh Covid-19 ini bukan karena keganasannya, tetapi karena penyebarannya yang cepat dan mendunia. Sebelumnya WHO sedikit ragu untuk memberi predikat pandemi ke virus Covid-19 ini karena pemberian predikat tersebut akan membuat kepanikan dan kecemasan yang tidak berarti. Namun, karena penyebarannya yang sangat cepat dan meluas, mau tidak mau WHO harus memutuskan bahwa Covid-19 adalah pandemi.

Sudah satu tahun Covid-19 memegang predikat sebagai pandemi, tetapi laju penyebarannya masih sulit untuk dihentikan. Angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19 sudah mencapai ratusan juta jiwa di dunia. Terlebih di Indonesia, kasus Covid-19 masih tersebar dimana-mana. Bahkan pasien positif Covid-19 bertambah secara pesat. Dari kondisi ini, membuat beberapa ilmuwan memprediksi pandemic covid-19 akan menjadi endemik.

 Apa itu endemik? Endemik adalah suatu penyakit atau virus yang akan selalu ada bersama dengan kita. Dengan kata lain, virus Covid-19 ini akan selalu ada bersama kita sama hal nya seperti virus flu. Covid-19 berpotensi tinggi bertransformasi dari pandemi menjadi endemik. Meski penyuntikan vaksin tengah dalam uji klinis, virus Covid-19 agaknya tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan vaksin steril sekalipun (Vallance, 2021).

Faktor-faktor yang membuat pandemi Covid-19 menjadi endemik sudah diteliti oleh peneliti dari Columbia Mailman School, Jeffres Shaman dan Marta Galantu, yakni :

  • Kemungkinan Infeksi Ulang

Berdasarkan hasil penelitian mereka, sebagian besar infeksi dari virus corona menyebabkan pertumbuhan antibodi khusus SARS-CoV-2. Akan tetapi, masih belum terlalu jelas apakah antibodi tersebut dapat memberikan kekebalan pada tubuh dalam jangka waktu panjang sehingga bisa mencegah infeksi ulang.

  • Co-Infeksi

Ada atau tidaknya virus lain dapat mempengaruhi respons kekebalan tubuh terhadap SARS-CoV-2. Banyak hasil penelitian sebelum pandemi menunjukkan, infeksi dengan satu virus dapat memberikan perlindungan jangka pendek, sekitar satu minggu, terhadap infeksi kedua.

  • Ketersediaan dan Efektivitas Vaksin

Saat ini sudah ada delapan vaksin yang ada dalam tahap uji klinis di seluruh dunia. Namun, efektivitasnya dalam mencegah infeksi virus corona belum diketahui secara pasti. Dan belum bias dipastikan, apakah vaksin tersebut dapat melindungi orang dari ancaman virus Corona.

Perubahan status menjadi endemik ini belum bisa dipastikan secara akurat. Menurut dr. Devia Irine Putri potensi virus corona ini belum dapat diberantas hingga tuntas. Dikarenakan masih banyak kemungkinan-kemungkinan adanya mutasi dari virus corona ini yang dapat terjadi kapan saja dan menyebar secara cepat. Sehingga perubahan pandemi ke endemik ini tergantung dari cara penangannya oleh tiap-tiap negara. Namun, untuk saat ini virus corona masih bisa diatasi dengan menuruti protokol kesehatan.

Kita, khususnya sebagai rakyat Indonesia, harus dapat menerima perubahan status ini. Kabar mengenai Covid-19 yang diprediksi menjadi penyakit endemik seharusnya membuat kita menjadi lebih waspada. Sudah seharusnya kita lebih menaruh perhatian kita dalam menangani virus Covid-19 ini. Saat ini, masih banyak orang-orang yang tidak menaati protokol kesehatan dan memilih abai tentang masalah ini. Masih banyak ditemukan orang yang tidak memakai masker saat diluar rumah, masih banyak yang berkumpul dengan teman atau keluarga secara besar-besaran, masih banyak yang tidak rajin mencuci tangan, dan masih banyak lagi keabaian lainnya yang membuat Covid-19 di saat ini masih merajalela.

Seperti yang sudah dikatan oleh ilmuwan, virus Covid-19 ini akan diprediksi masih tetap ada sampai kurang lebih 10 tahun kedepan (Vallance, 2021). Lantas, apakah kita tetap mempertahankan pola kehidupan sehari-hari kita saat ini? Tentu saja tidak. Jika kita tetap mempertahankan pola hidup saat ini, bisa saja populasi manusia akan berkurang secara drastis karena masih banyak ditemukan kelalaian dan keabaian diberbagai pihak. Kita harus bisa melangkah kedepan, meninggalkan kebiasaan yang lama, dan memperbarui kebiasaan kita untuk menghadapi virus Covid-19 ini. Karena bagaimanapun kita akan tetap berdampingan dengan virus ini dalam kurun waktu yang cukup lama.

Bagaimana cara kita untuk memperbarui pola kehidupan kita? Kita dapat memulai dari dasar dahulu, yakni mematuhi protokol kesehatan. Seperti, memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, rajin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Keempat hal tersebut adalah hal yang sangat mendasar untuk memperbaharui pola kehidupan kita. Jika kita mematuhi hal-hal tersebut, niscaya kehidupan kita akan berjalan dengan normal sebagaimana semestinya walaupun harus dengan kebiasaan yang baru. Kita pun dapat menghadapi virus Covid-19 ini sebagaimana kita menghadapi flu biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun