Mohon tunggu...
Marissa Liviani
Marissa Liviani Mohon Tunggu... -

Menyukai dunia kepenulisan dan dunia seni serta desain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Profesional dan Guru Idamanku

21 Maret 2013   15:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:26 2937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan di Indonesia saat ini sepertinya sedang ada di dalam keterpurukan. Guru yang sebenarnya merupakan peran utama dalam pendidikan sepertinya tak peduli dengan bagaimana pendidikan itu berjalan. Jarang sekali muncul sosok seorang guru yang peduli dengan proses dan fungsi dari suatu pendidikan tersebut. Sebagian besar dari mereka hanya memikirkan gaji dan kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan masa depan murid dan proses pembelajaran yang baik bagi murid-muridnya.
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan sikap profesional seorang guru agar didapatkan hasil yang terbaik bagi masa depan para murid sebagai generasi penerus bangsa. Menurut saya, guru profesional adalah:

Guru yang menyadari perannya sebagai “Guru”
Sebagian besar guru masa kini seringkali melupakan bahwa perannya adalah sebagai “Guru”. Yang mereka sadari adalah “Guru” hanyalah sekedar profesi penghasil uang, profesi yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Peran tersebut seharusnya dijalankan dengan baik. Guru seharusnya menyadari bahwa peran seorang “Guru” adalah menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Guru yang menguasai bahan ajar
Penguasaan bahan ajar sangat dibutuhkan agar proses pendidikan berjalan dengan lancar. Apabila guru tidak menguasai bahan ajar tersebut, maka proses pembelajaran pun akan terhambat.

Guru yang dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan
Jika seorang guru dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, otomatis para murid akan lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran mereka. Pelajaran yang sukar pun akan lebih mudah terserap dan dimengerti oleh otak mereka. Coba saja bandingkan dengan guru yang menciptakan suasana pembelajaran tidak nyaman dan terkesan menyeramkan, suasana yang biasanya diciptakan oleh para guru yang disebut killer, pastilah murid akan lebih sukar berkonsentrasi dalam menyerap materi pembelajaran.

Guru yang disiplin
Guru adalah contoh bagi murid-muridnya. Maka dari itu kedisiplinan seorang guru pun akan ditiru. Bila gurunya saja tidak dapat menunjukkan sikap disiplin, bagaimana bisa guru mengajarkan kediplinan pada para murid?
Contoh-contoh kecil yang kadang terjadi di lingkungan sekolah adalah seorang guru yang saat itu seharusnya mengajar di kelas tertentu, namun entah mengapa ia malah tertangkap basah oleh muridnya, bukannya mengajar, guru itu malah sedang santai di kantin, perpustakaan, atau tempat-tempat lain yang tidak terduga. Tanpa mereka sadari hal sepele itu menjelma menjadi contoh buruk yang kemudian ditiru oleh beberapa murid, misalnya murid menjadi suka membolos. Mereka berpikir, kalau guru saja boleh membolos, mengapa muridnya tidak?

Guru yang memberikan motivasi positif pada murid
Motivasi positif pastinya akan membuat murid lebih bersemangat dalam proses pembelajarannya. Namun, di masa kini jarang sekali motivasi positif itu terlontar dari mulut para guru, mereka justru memberikan kata-kata negatif yang akhirnya menghancurkan semangat belajar para murid. hal itu lagi-lagi dilakukan tanpa sadar apa dampak negatifnya.
Contoh dari kata-kata negatif itu adalah seorang guru yang dengan mudahnya meremehkan seorang murid hanya karena murid tersebut mendapatkan nilai jelek dalam ulangannya, guru itu mencaci maki dan mengatakan bahwa murid itu tidak akan bisa menguasai materi pelajarannya. Tanpa sadar hal seperti ini menjatuhkan semangat murid untuk belajar. Yang tercetak dalam otak murid adalah “Aku tidak bisa dan aku tidak akan bisa”.
Sebuah kata-kata tidak boleh dianggap sebagai hal remeh dan sepele. Kata-kata dapat menjadi motivasi ataupun tombak maut bagi seseorang. Kata-kata seperti “Kamu pasti bisa” akan menjadi motivasi positif bagi para murid.

Guru yang memiliki motivasi positif untuk diri sendiri
Tak hanya memberikan motivasi positif untuk para murid, guru profesional juga harus memiliki motivasi positif untuk diri mereka sendiri. Mereka harus menyadari bahwa profesi mereka sebagai guru adalah untuk kemajuan bangsa, menciptakan generasi muda berbakat dan berkualitas. Profesi mereka tidak semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, tetapi juga untuk memberikan dan menambah guna bagi murid-muridnya.

Guru yang memberikan kesempatan pada murid untuk berargumentasi, saling bertukar pikiran dan pendapat
Seringkali beberapa guru menganggap bahwa dirinya adalah yang paling pintar dan paling mengerti. Hingga terkadang mereka tidak mau menerima masukan dari murid. Mereka selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang paling benar dan murid harus setuju dengan mereka. Sikap seperti ini tentu saja akan membuat murid tidak bisa berpikir secara mandiri.
Lain halnya dengan guru yang dengan senang hati memberikan kesempatan pada murid untuk berargumentasi, saling bertukar pikiran dan pendapat. Hal ini akan menjadikan para murid dapat berpikir secara mandiri dan dapat menciptakan pendapat-pendapat baru yang mungkin saja berguna untuk masa depan bangsa ini.

Guru yang tidak mengenal istilah “Anak Emas” atau “Murid kesayangan”
Sebagian besar guru pasti mengenal hal ini dan terkadang mereka memperlakukan anak emas atau murid kesayangannya secara spesial atau bahkan berlebihan. Seorang guru profesional seharusnya dapat memandang para muridnya secara sama rata, tidak ada yang dianggap rendah dan tidak ada yang dianggap terlalu tinggi.
Untuk anak yang dianggap sebagai murid kesayangan ini mungkin saja akan lebih bersemangat dalam mempelajari materi yang guru tersebut ajarkan, namun bagaimana dengan murid-murid lainnya? Murid-murid lainnya akan merasa iri dengan murid yang diperlakukan secara spesial tersebut. Mereka akan menganggap bahwa gurunya hanya mempedulikan murid spesial itu dan tidak mempedulikan mereka. Dan hal ini mengurangi nilai profesional seorang guru.

Guru yang tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan
Urusan pribadi tidak boleh dicampurkan dengan pekerjaan. Namun, beberapa guru biasanya membawa emosi yang mereka dapatkan dari luar menuju ke sekolah. Seringkali para murid menjadi pelampiasan atas masalah yang sedang dihadapinya. Mereka marah-marah tidak jelas dan membuat jam pelajaran para murid menjadi terpotong. Hal ini jelas sangat tidak baik dan merugikan murid. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan lebih memperdalam pengetahuan akhirnya terbuang sia-sia.

Guru yang selalu mendukung para muridnya
Dukungan dari seorang guru adalah salah satu hal yang diharapkan oleh para murid. Dengan adanya dukungan dari seorang guru, para murid akan lebih termotivasi untuk mencapai hal baik yang mereka impikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun