Lanjutkan Program KB:
BKKBN Menjawab Ancaman Ledakan Penduduk
Tidak fair rasanya jikalau seluruh program yang dirancang pemerintaha rezim SBY dianggap semuanya harus dikritik. Seperti layaknya tidak semua program Orde Baru buruk semisal program KB dan ABRI Masuk Desa-nya yang bila dilanjutkan sampai dengan sekarang dapat melindungi keluarga pengusaha kecil menengah didesa-desa tingkat kelurahan dan kecamatan dari serbuan pengusaha retail global dalam era globalisasi sekarang ini. Termasuk juga bila kita mengaitkannya dengan ancaman ledakan penduduk di Indonesia. Sempat berkondisi sangat baik sebelum reformasi, namun lepas tanpa kendali pasca reformasi! Apalagi diantara kelompok masyarakat tertentu yang mempunyai pendapat banyak anak akan semakin banyak rezeki. Tentu hal ini tidak dapat ditoleransi lagi dalam konteks kekinian. Dimana semua menjadi serba sulit dan sangat sulit.
Didalam abad ke 21 ini manusia menjadi saling berebut untuk sekedar bertahan hidup. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup tanpa: (1) udara; (2) air; dan (3) makanan. Ditengah ancaman Global Climate Change dan Global Warming, semuanya sekarang menjadi serba terbatas. Ilmu ini yang saya pelajari pada semester satu saat masuk dikelas Eksekutif Program Doktor PSL-IPB. Pengajarnya adalah mantan Sekretaris Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup-IPB yaitu Ibu Dr. Ir. Etty Riani, MSi yang menjarkan pada kami dengan sangat sabar dan lembut hati. Ibu dosen Etty yang sangat ahli didalam pencemaran air dan ikan ini terus-menerus mengingatkan anak didiknya agar mampu menjaga keseimbangan: (1) ekologi; (2) ekonomi; dan (3) sosial. Selama hanpir enam bulan pertama kami terus-menerus ‘dijejali’ dengan teori dan konsep “Segi Tiga Munasinghe.” Sehingga sampai hari inipun jikalau saya mengigau dalam tidur, maka yang keluar dari ungkapan kata yang meluncur melalui bibir adalah teori keseimbangan alam semesta dari Bapak Munasinghe yaitu ekologi-ekonomi-sosial!
Pernah dilibatkan penuh didalam kampanye antisipasi ledakan penduduk diera Presiden SBY, saya dan Ikang bersama beberapa public figure lainnya kemudian dinobatkan menjadi figur yang layak dicontoh didalam memilki anak hanya dua saja – laki-laki atau perempuan sama saja. Sehingga diluar semua carut-marut urusan penegakan hukum dan politik yang sangat amburadul dan anti demokrasi saya ingin konsisten didalam mendukung langkah Presiden SBY dalam koridor antisipasi ancaman ledakan penduduk bersama BKKBN – saya tidak ingin mengaitkannya dengan ledakan lainnya semacam bom Hotel Marroit dan Ritz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H