Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stop Intimidasi dan Pelecehan Verbal!!

25 Juli 2010   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:36 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_204400" align="aligncenter" width="500" caption="Illustrasi: www.teensagainstabuse.org/"][/caption]

Sedih sekali rasanya melihat dan membaca tulisan maupun komentar yang bernada intimidasi dan pelecehan. Sungguh sangat disayangkan semua ini harus terjadi, padahal mengaku dan merasa sebagai bagian dari kaum intelektual yang patut menjadi contoh dan panutan. Meski mungkin hanya sekedar humor atau lelucon namun ada waktunya humor dan lelucon itu tidak menjadi lucu lagi. Apalagi bila sudah melampaui batas dari etika dalam bermasyarakat walaupun tidak tertera dalam peraturan maupun undang-undang hukum. Sampai kapan semua ini harus terjadi?! Kapan mau benar-benar belajar dan menjadi seorang intelektual yang sebenarnya?! Apa memang sudah tidak peduli lagi?!

Menjadi seorang perempuan yang berkecimpung di dunia tulis-menulis sudah sangat tidak mudah. Ditambah lagi dengan membuat tulisan yang banyak membicarakan tentang seks. Resiko yang harus dihadapi tidaklah mudah. Intimidasi dan pelecehan seksual lewat kata adalah resiko yang paling harus dihadapi. Mulai dari berkata halus namun penuh intimidasi sampai berkata kasar dan terang-terangan telah merendahkan harkat dan martabat seorang perempuan. Apalagi mengingat status saya sekarang ini, Amat sangat rentan dengan segala perlakuan itu. Sungguh sangat menyedihkan karena ini merupakan bukti bahwa memang cara berpikir dan cara pandang terhadap perempuan dan seks masih sangat kotor.

Bisa jadi memang semua itu hanyalah sebuah humor, guyon, lelucon, atau apapun itu namanya, dan saya pun masih bisa menerimanya bila memang demikian. Saya pun tidak berpikir macam-macam dan tetap merasa senang untuk bisa terus bercanda bersama. Sayangnya, banyak sekali yang justru sebenarnya serius dan sungguh-sungguh dituliskan, diucapkan, dan dikatakan. Semua itu tampak jelas dari bagaimana kata itu dituliskan dan bagaimana sikap serta perilaku penulis dan yang mengatakannya. Sekali dua kali masih bisa saya maklumi, namun bila terus menerus saya juga bisa marah. Apa saya tidak boleh marah karena saya adalah perempuan yang suka bicara tentang seks sehingga memang pantas untuk dilecehkan?!

Bagi saya, tidak masalah bila mau bicara apapun juga tentang saya, tetapi jangan pernah melakukan intimidasi dan pelecehan dalam bentuk apapun meski lewat kata. Tidak ada seorang pun yang mau dilecehkan dan tidah ada seorang pun yang berhak melakukannya. Tidak peduli memang berkedudukan tinggi, raja-raja, penguasa, yang memiliki sederetan gelar atau apapun itu. Jangan mengira semua kedudukan dan status itu bisa membuat saya lalu tunduk dan menerima semua itu begitu saja. Bagi saya, mereka yang melakukan intimidasi dan pelecehan seksual meski lewat kata tidak lain hanyalah pecundang dan pengecut. Sama sekali tidak pantas untuk dihargai ataupun dihormati, apapun dia.

Lebih baik mengaku sajalah dan berterus terang apa sebenarnya yang diinginkan?! Jangan terus berkedok dan memakai topeng. Saya memang hanya seorang perempuan biasa tetapi saya memiliki harga diri. Lebih baik sayatidak menjadi apa-apa tetapi tetap memiliki kehormatan daripada menjadi seorang yang dianggap hebat dan terkenal tetapi mau merendahkan diri saya sendiri.

Setiap manusia memiliki kehidupannya masing-masing. Tidak ada yang pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi selain dirinya sendiri. Untuk apa terus bergunjing dan lalu memberikan nilai kepada yang lain bila tidak juga mau berkaca pada diri sendiri. Beranikah mengakui secara jujur dan terus terang apa dan siapa diri kita ini?! Jahat silahkan mengaku jahat, baik, silahkan mengaku baik. Mana yang jahat dan mana yang baik sebenarnya siapa yang tahu?!

Berhentilah berbual dan membohongi diri sendiri. Bila memang ada masalah dengan kepribadian dan kesehatan seksual mengakulah. Saya tidak bisa dibohongi untuk urusan yang satu ini. Sudah terbukti bahwa hampir seluruh pria yang pergi membeli kenikmatan seksual sesaat tidak memiliki kemapuan seksual yang prima. Mereka justru adalah yang tidak bisa memberikan kepuasan maksimal kepada pasangannya akibat berbagai masalah dan gangguan baik secara fisik maupun psikologis. Begitu juga dengan para pria yang sering berbual tentang kemampuan seksualnya. Main kiri main kanan. Seolah-olah saja memang benar pecinta ulung yang tangguh. Mau unjuk gigi di luar ya?! Takut kalau sama istri di rumah?! Kalah set?! Ngaku, deh!!!

Apalagi yang beraninya mengintimidasi dan melakukan pelecehan seksual. Sudah jelas banget tidak memiliki nyali dan keberanian yang sesungguhnya. Hanya modal gertak sambel saja. Giliran harus menghadapi fakta dan kenyataan tentang keadaan diri sendiri saja belum tentu berani, apalagi harus berterus terang dan menjadi jujur kepada yang lain. Mau meminta saja harus putar sana putar sini. Alasan sana alasan sini. Begitu tahu tidak mungkin mendapat beraninya hanya mengintimidasi dan melakukan pelecehan. Mana ada perempuan yang mau jika demikian?! Mungkin banyak yang lain, tetapi bukan mereka yang memiliki harga diri!!!

Tudingan dan tuduhan yang dilakukan pun sebenarnya hanya bagian dari rasa iri hati yang penuh dengan ketakutan. Lebih ganas lagi bila sudah ada bumbu cemburu di dalamnya. Tahu tidak bisa jujur, tidak berani, dan tidak mungkin lalu mengambil celah dan kesempatan yang ada untuk melakukan tudingan dan tuduhan. Lagi-lagi untuk mengintimidasi dan melecehkan. Merasa dengan melakukan semua itu lalu semua orang akan menjadi takut padanya?! Maaf, deh!!! Silahkan saja menuding dan menuduh!!! Saya tidak takut dengan semua itu!!! Tuhan Maha Tahu dan Maha Besar. Dia tahu persis apa yang sebenarnya saya lakukan dan perbuat.

Tulisan ini bukanlah ungkapan dari marah saya. Saya membuat tulisan ini untuk mengingatkan saja agar semua ini dihentikan. Saya tidak ingin semua yang dilakukan justru akan merusak dan menghancurkan diri sendiri. Saya tidak akan kenapa-kenapa, begitu juga dengan yang lainnya, tetapi bagaimana dengan diri sendiri?! Mampukah bertahan bila pesta ini usai?! Semua ada masa dan waktunya. Siapkah menghadapi semua resikonya?!

Jangan mudah bilang siap karena memang sudah mau bunuh diri. Merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Lihatlah sekeliling dan sekitar, bagaimana dengan mereka semua. Mereka yang telah memberikan cinta dan kasih sayang selama ini. Tidakkah juga ada kepedulian terhadap mereka semua?! Kalau memang tidak ada, silahkan lanjutkan saja!!! Jangan merengek, meratap, dan menangis bila masa dan waktunya itu tiba. Sudah tahu, kan, semua resikonya?!

Masih ada keinginan untuk menjadi sehat dan lebih baik?! Bila memang ada, mulailah dengan berhenti melakukan semua ini. Cobalah introspeksi diri. Janganlah sombong dan tinggi hati. Hilangkan semua ego dan nafsu serta ambisi yang berlebihan itu. Rendahkanlah hati serendah-rendahnya di hadapan Dia. Penuhilah diri dengan cinta-Nya.

Bila memang ada masalah, diakui saja, lalu dicari solusi dan jalan keluarnya. Jangan tutupi masalah karena itu hanya akan membuat masalah baru. Tidak perlu takut untuk tidak dihargai dan tidak dihormati karena itu semua akan datang dengan sendirinya bila juga mau menghormati dan menghargai diri sendiri dan yang lainnya. Setiap manusia boleh bermimpi dan harus berjuang keras untuk mewujudkan semua itu, tetapi tidak berarti semua cara menjadi benar. Renungkanlah dan dengarkanlah hati nurani. Semua ada di sana jawabannya. Di sana pulaada kebahagiaan yang selama ini dicari dan diinginkan.

Maafkan bila semua ini membuat rasa menjadi tidak enak, tetapi saya harus melakukannya. Saya melakukan ini karena cinta saya dan karena saya cinta semua. Saya ingin semua selalu bisa merasakan cinta, mengerti, dan memahaminya. Mendapatkan kedamaian dan ketenangan serta memiliki kebahagiaan yang senantiasa. Semoga saja bisa dimengerti, dipahami, dan dimaafkan. Tuhan memberkati kita semua.

Semoga bermanfaat!!!

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

Catatan:

Bila ada yang merasa terintimidasi atau dilecehkan, jangan takut untuk melawan!!! Yuk, kita sama-sama bersatu untuk melawan siapapun yang melakukannya. Bersama kita kuat dan siapapun yang melakukannya tidak mungkin bisa menang. Semangat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun