[caption id="attachment_92985" align="alignleft" width="300" caption="Illustrasi: Google"][/caption]
Kita berjumpa. Pasti semuanya akan berbeda. Kita tidak perlu lagi harus mimpi, bermimpi, ataupun menjadi pemimpi. Semuanya pasti sudah menjadi benar-benar nyata. Bukan hanya mimpi yang nyata. Sebuah kenyataan yang nyata sekali. Saya sangat merindukanmu.
Bagaimana mungkin semuarasa rindu ini bisa dihentikan? Segala rasa yang ada di hati ini memang begitulah adanya. Tidak mungkin bisa dihentikan begitu saja. Bagaimana mungkin bisa menghentikan matahari untuk tidak bersinar? Menghentikan air yang turun saat hujan? Bumi yang berputar? Mimpi dan bermimpi?! Begitu juga dengan merindukan dirimu.
Seandainya saja saat ini dirimu ada. Berlabuh di dadamu pasti. Membenamkan diri dalam pelukan. Erat sekali, ya sayang!!! Saling berbisik di telinga juga. Berucap kata cinta dan sayang. Hmmm….
Seandainya saja saat ini dirimu ada. Saya pasti akan memintamu untuk mencium bibir saya,“Maukah kamu mencium saya? Sekali ini saja. Saya ingin merasakan sentuhan bibirmu.” Aduuuhhhh!!!
Banyak orang yang bilang kalau mencintai lagi dan lagi sama juga dengan melukai diri lagi dan melukai lagi. Namun bila memang ini sudah merupakan jalannya, bukan sesuatu yang kemudian harus dihindari. Saya sangat menikmatinya.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti dan tidak akan ada juga yang bisa tahu apa esok hari. Saat ini saya hanya bisa memastikan bahwa semua perasaan ini adalah pasti.Rasa yang ada di dalam hati yang tidak mungkin juga untuk dipungkiri.
Seadainya saja saat ini dirimu ada di sini. Saya pasti akan bilang, “Saya sangat mencintaimu!” Kita akan menemukan jalannya untuk selalu bisa bersama, ya!
Seandainya saja saat ini…. Hmmm….
Selamat bermalam minggu!!! Hehehe....
Salam Kompasiana,
Mariska Lubis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H