Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Percaya Diri, Dijebak Simpati Seks

9 Maret 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:31 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bermula dari curahan hati dengan menceritakan segala masalah. Muncullah kemudian yang menjadi seolah-olah malaikat penolong yang membantu. Ternyata semua itu palsu. Imbalan atas simpati yang diberikan oleh penolong itu ternyata terlalu besar.

Tulisan ini saya angkat setelah mendapatkan inspirasi dari sebuah acara pendidikan seks yang hari Jumat lalu disiarkan oleh sebuah radio swasta di Jakarta di mana saya menjadi nara sumbernya. Saya merasa sangat perlu sekali untuk diberitahu kepada semua tentang yang satu ini. Jebakan semakin banyak soalnya. Sudah seperti sedang mewabah saja.

Seorang perempuan muda sedang kebingungan. Dia bercerita bahwa dia merasa sedang sangat tertekan oleh perilaku seorang pria yang menjadi dewa penolongnya. Pria itu membantunya mendapatkan pekerjaan. Namun sebagai timbal baliknya, setelah pekerjaan itu diberikan, pria itu meminta agar perempuan itu mau tidur dengannya. Tak kuasa menolak karena merasa telah berhutang budi, dia pun kemudian merelakan diri untuk dijadikan tempat pelampiasan nafsu pria itu. Terus saja berulang dan kemudian membuat perempuan itu menjadi semakin bingung dan takut. Tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana.

Memang bukan sebuah cerita baru karena kejadian seperti ini seringkali terjadi. Bentuknya juga bisa bermacam-macam. Ada yang diberikan pangkat dan jabatan, gaji yang lebih, bahkan ada juga yang sampai membiayai semua keperluan dan biaya keluarga. Gilanya, nih, mereka tetap merasa seperti malaikat penolong, lho!!! Malaikat yang sangat baik hati dan memiliki rasa simpati yang sangat besar!!!

Ada yang membuat saya terkejut di acara itu, yaitu ketika ada seorang perempuan muda juga yang mengaku kalau dia memang seorang sympathy sex. Sangat berharap agar pria yang telah dia rasa dia bantu itu untuk mau berhubungan seks dengannya lagi. Sebelumnya pernah, tapi dia mengaku masih kurang memuaskan.

Saya hanya bisa bilang, kalau begitu bilangnya jangan bantu, tapi bayar!!! Hehehe.... Biar sekalian saja pria itu tahu kalau selama ini dia membayarnya untuk mau memuaskannya. Kan, jadi sama-sama tahu, jadi siapa tahu lebih memuaskan. Iya, nggak, sih?! Mengerikan, ya!!!

Menurut pendapat saya, kejadian ini seharusnya tidak perlu terjadi bila memiliki rasa percaya diri. Percaya diri menjadi sangat penting. Bukan kemudian untuk bisa menjadi sombong dan tinggi hati atau gengsi tak karuan, tetapi untuk bisa menghargai diri sendiri. Saya melihat sekarang ini memang banyak sekali yang krisis rasa percaya diri, meskipun dari luar tampaknya sangat percaya diri. Namun bila diperhatikan lebih mendalam lagi, sama sekali tidak. Sangat tidak percaya diri dan bahkan sangat krisis dalam identitas. Tidak tahu siapa diri mereka yang sebenarnya. Mereka hanya menjadi orang lain yang dianggap lebih hebat, keren, gaya, dan juga lebih diterima oleh yang lain. Sangat labil!!! Takut untuk menjadi diri sendiri!!!

Kenapa hal ini bisa terjadi?! Nah, ini menurut saya sangat penting untuk dijadikan pertanyaan besar. Bagi saya, ini juga jelas menunjukkan ketidakstabilan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana bisa memiliki identitas bila identitasnya sendiri tidak dikenal dan tidak diketahui?! Asal usul mereka sendiri mereka tidak kenal. Budaya dan sejarah pun sudah sedemikian rancunya sehingga tidak tahu lagi juga mana yang benar dan mana yang salah. Sama sekali tidak dianggap penting!!!

Penilaian atas modern hanya dipandang dari sisi teknologi penampilan saja. Merasa modern bila sudah menggunakan produk dengan teknologi tercanggih, mengenakan pakaian bermerek terkenal, sangat fasih berbahasa asing, sekolah di luar negeri atau sekolah bergengsi yang mutunya juga masih diragukan. Hanya mahal saja, jadinya berkesan lebih hebat. Semuanya sangat semu!!! Tidak bisa dijadikan patokan!!! Tidak mengerti bahkan tidak satu sama sekali apa sebetulnya modern itu. Sungguh sangat primitif!!!

Benturan antara agama dan keyakinan dengan kenyataan dan fakta yang ada juga semakin membuat semuanya semakin membingungkan. Pembenaran demi pembenaran terus saja dilakukan. Semuanya menggunakan alasan kebenaran sementara kebenaran mutlak itu sendiri diabaikan. Pembodohan yang sangat luar biasa hebat!!!

Saya sangat prihatin sekali dengan keadaan ini, apalagi bila saya perhatikan lagi, terlalu banyak yang menganggap ini semua hanya omong kosong belaka dan menolak semuanya. Sudah merasa paling benar, paling pintar, paling elite, paling intelek, paling baik, dan paling suci. Sudah merasa lebih banget, ya?! Elite , intelek, baik, dan suci saja tidak mengerti kali artinya?! Ingatkah kalau ada yang jauh lebih dari kita semua?! Kita hanya manusia, lho!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun