Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jujur Tidak Jujur Sama-sama Salah

11 April 2010   00:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_115252" align="alignleft" width="300" caption=""Perempuan" Koleksi Pribadi"][/caption] Semuanya jadi serba salah. Inginnya, sih, jujur tapi banyak sekali yang harus dihadapi. Kalau tidak jujur, takutnya pada suatu hari nanti semuanya akan terbongkar juga. Bagaimana, dong?! Seorang perempuan yang cantik dan pintar sedang dalam kebingungan. Dia menceritakan kisah hidupnya yang membuat saya sangat terkesima sekaligus sedih dan juga ikut mejadi gelisah. Perempuan muda ini mengakui bahwa masa remajanya diisi dengan berbagai kegiatan yang membuatnya menjadi menyesal seperti sekarang ini. Kehidupan seksualnya benar-benar "bebas" dan bahkan dia mengaku sangat kecanduan dengan yang namanya seks. Sampai kemudian dia pun hamil. Mengetahui dirinya hamil dia pun lalu melakukan pernikahan dengan seorang pria yang sangat dia cintai dan sayangi. Apakah pria itu adalah ayah kandung dari anak yang sedang dikandungnya?! Hmmm.... Sayangnya bukan. Tidak ada yang mengetahui hal yang sebenarnya ini hingga saat ini. Bahkan pada saat di mana sekarang ini, anak itu telah tumbuh menjadi seorang anak kecil yang lucu dan juga sangat cantik serta pintar. Ada keinginan dalam hati untuk memberitahukan apa yang sebenarnya, namun melihat anak itu, hatinya menjadi semakin tidak karuan. Apa gerangan yang akan terjadi bila dia mengetahuinya?! Akankan dia menjauh?! Akankan dia mendapatkan perlakuan buruk?! Bagaimana bila anak ini kemudian harus menjadi menderita?! Tidak boleh!!! Tidak mau!!! Ditambah lagi keadaan rumah tangga perempuan ini pun sedang sangat tidak nyaman. Suami yang sangat disayanginya ini sudah lama tidak "menyentuh" dirinya. Dengan berbagai alasan tentunya. Ini juga yang membuatnya merasa semakin terpojok. Apakah ini yang dinamakan karma?! Perceraian?! Sampai sekarang ini tidak ada sedikit pun keinginan di dalam hatinya. Dia sangat mencintai suami dan anaknya. Dia juga percaya bahwa pernikahan hanya dilakukan sekali seumur hidup. Tidak ada yang memisahkan sebuah ikatan dan janji yang telah terucap di hadapan Yang Maha Kuasa. "Mbak, apa yang harus saya lakukan?! Saya betul-betul bingung!" Sejujurnya, saya sendiri pun bingung bila harus menghadapi situasi seperti ini. Apalagi kejujuran adalah sebuah nilai yang sangat penting di mata saya. Di sini saya sendiri merasa seperti sedang diuji, sampai sejauh mana saya bisa menjaga sebuah kejujuran itu.Saya pun kemudian berpikir dan berpikir lagi. Mencoba merenungi dan meresapi apa yang dirasakannya. Saya memang selalu menganjurkan semua untuk selalu jujur, paling tidak jujur pada diri sendiri. Mengakui siapa diri kita yang sebenarnya dan selalu juga berusaha untuk tidak pernah menjadi yang lain. Namun adalah posisi seperti ini, kita memang harus sanga bijaksana dalam bersikap dan menentukan keputusan. Salah akan menjadi salah. Benar pun bisa terus menjadi salah. Banyak pasti di antara kita yang ingin bertanya padanya, "Kenapa tidak dari sebelumnya mengakui?!". Tak sedikit juga pasti yang ingin berkata, "Salahmu sendiri, tanggung resiko dan akibatnya!". Ya, kan?! Masa lalu telah menjadi bubur. Tidak perlu untuk kemudian terus diratapi dan menjadikan kehidupan kini dan juga nanti menjadi selalu kelam dan suram. Harapan selalu ada. Semua tinggal dari keinginan dari sendiri, apa yang kita inginkan untuk masa yang akan datang nanti. BErusaha keras memperbaiki kesalahan dan selalu melakukan yang terbaik untuk semuanya. Untuk saat ini, ada baiknya kejujuran itu dilakukan pada tahap diri sendiri dulu. Introspeksi diri dan mencoba untuk bebenah diri. Menggali segala potensi yang dimiliki untuk kemudian dikembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan juga semua. Memberikan sesuatu yang positif yang sangat berharga. Tidak selalu tenggelam dalam duka dan juga nestapa namun bangkit dan berdiri. Semua orang pernah melakukan kesalahan tetapi bagaimana kemudian kesalahan itu bisa diperbaiki, itu adalah sebuah kerja keras. Bukan ditutupi, ya, tetapi diperbaiki. Bila memilih untuk bertahan dengan suami, sebaiknya cobalah untuk memperbaiki hubungan dengannya. Bicaralah dari hati ke hati dengannya. Bicarakan semuanya berdua dan selesaikan segala masalah yang ada bersama. Jangan takut untuk ada marah ataupun kesal, karena bila memang ada cinta, semua itu bisa diatasi bersama. Jangan pernah menyerah untuk berusaha membicarakan segala sesuatunya bersama, ya! Ini sangat penting!!! Mulailah dari yang kecil terlebih dahulu. Limat menit saja setiap hari bicara tentang cinta kalian berdua akan membuat semuanya menjadi berubah. Cobain, ya!!! Bicara tentang kebenaran, memang hanya waktu yang bisa bicara. Bila pada saatnya nanti, semua ini terungkap, janganlah juga pernah mengelaknya. Terimalah ini dengan kesadaran penuh dan jiwa yang besar sebagai sebuah tanggung jawab atas apa yang pernah dilakukan sebelumnya. Namun tetap juga selalu kuat dan yakin bahwa semua ini adalah yang terbaik yang diberikan oleh-Nya. Segala sesuatunya selalu ada hikmah dan manfaatnya. Be strong, ya!!! Pikirkan dan lakukan yang terbaik!!! Ini adalah sebuah pilihan yang berat namun semua pasti bisa diselesaikan dengan baik. Semoga kebahagiaan selalu menyertai dirimu dan juga keluargamu semua. Take care, dear!!! Semoga bermanfaat!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun