Selalu dinantikan. Dinikmati oleh semua orang. Tua muda sama saja. Perempuan dan pria sama-sama suka. Begitu buah liar ini menghilang dari peredaran, semua kalang kabut. Sibuk mencari-cari. Di manakah dia? Hmmm.... Terinspirasi dari percakapan Mbak Lianny dan Bang Risman soal "bubar" alias buah barangmu beserta buah-buah liarnya Bang Risman. Hehehehe... Punten, ya, Mbak, Bang!!! Maklum, mami genit yang satu ini sudah bocor. Apapun maunya diramu. Sekali lagi, nih, punteeeennnn!!!! Mbak Lianny soalnya suka penasaran soal buah-buah liar yang sedang dibicarakan. Katanya, bisa menjadi obat untuk menyembuhkan segala bebauan yang sekarang ini sedang menjangkiti dirinya dan juga banyak orang lainnya. Tanya sana tanya sini. Awalnya tanya sama Hadi Samsul yang suka kasih penyuluhan soal segala hal yang berhubungan dengan penyakit yang berbau terasi itu. Tapi, kok, sepertinya masih kurang. Pindah lagi tanya sama Andy Dharma. Siapa tahu, dukun yang satu ini bisa memberi tahu di mana buah-buah liar itu berada. Apa daya, salah tanggap!!! Andy malah membuka auranya si Mbak. Jadi, saja, nggak jelas. Hehehe.... Misteri selalu menggairahkan. Penasaran pun semakin menggila. Mbak Lianny pun lanjut bertanya. Kali ini sama Zulfikar Akbar yang selalu berteori dan berfilsafat ria. Yah, siapa tahu saja, ya, Mbak, itu bukan hanya sekedar teori. Tapi, ternyata teologi buah liarnya kurang nyodok. Habis, dibuatnya sedang tidak konsentrasi, sih!!! Terkadang bisa, terkadang lupa. Tanya juga sama Jimmo. Nggak tahunya, dia juga nggak tahu. Malah asyik saja terus berkutat dengan tikus-tikus liarnya. Takut tambah bau, Mbak Lianny pun sampai di pertapaannya Syam. Konon kabarnya, Syam adalah sumber yang paling bisa dipercaya. Maklum, dari buah bibir, Syam pernah terdampar di hutan bersama buah-buah liar ini dua belas tahun silam. Syam pun menunjukkan tempatnya. Dan ternyata, bukan hanya ada di satu tempat tapi tersebar dan tercecer di mana-mana, tetapi tidak ada yang utuh. Untuk memastikan, Mbak Lianny pun mendatangi permaisuri Inge. Sebagai seorang permaisuri, tentunya punya informasi yang lebih lengkap. Inge pun menyarankan untuk mencoba mendatangi lapak saya. Mbak Lianny pun segera datang. Saya bilang, buah-buah liar itu ada, tetapi tidak manjur kalau belum dicampur dengan rumput keriting beku yang hanya bisa diimpor dari negara tempat tinggal permaisuri. Jika tidak, bukannya nanti tambah sembuh. Malah tambah bau seperti sarden. Kacau, kan? Sebagai tambahan resep, saya pun menyarankan agar buah-buah liar ini disantap sampai tuntas bila hasilnya ingin maksimal. Bisa dijus, bisa juga diblender. Tapi mungkin yang paling enak di-uleg. Soalnya, lebih terasa khasiatnya. Nikmatnya pun tiada tara. Pulanglah Mbak Lianny ke rumahnya dan cerita kepada suaminya. Bukannya senang, suaminya malah marah-marah karena dibakar api cemburu. Bergegaslah Lianny kembali ke toko saya. Bertanya, dari manakah asalnya buah-buah liar itu?! Kenapa hanya ada di lapak saya?! Saya pun kemudian teriak memanggil ke dalam ruang simpanan. Muncullah Bang Risman. Yang ternyata memang pemilik buah-buah liar itu!!! Hehehe.... Buah-buah liarnya yang selalu menjadi buah bibir memang selalu menggoda untuk dijadikan santapan yang menyenangkan. Sangat manjur menghilangkan segala bebauan dalam tubuh. Ribet, ya?! Hehehe... Saya juga pusing sendiri membacanya!!! Sekali lagi, mohon dimaklumi. Cinta saya sedang bocor dan saya juga sedang bocor. Beginilah hasilnya!!! Tulisan ini persembahan dari saya untuk Bang Risman yang tulisannya sangat mengagumkan. Mendamaikan hati banyak orang lewat kata-katanya yang penuh dengan cinta. Segala bau busuk yang sekarang ini sedang menjangkiti bisa terhapus dan terobati lewat sentuhan cinta dan kasih sayangnya. Biarlah saya menyimpannya di dalam tempat penyimpanan saya. Biar suatu hari nanti, semua orang tidak mencari-cari lagi. Semuanya ada dan tersedia. Siapa pun yang mau, tinggal mengambilnya. Tinggal menikmatinya. Merasakan khasiatnya. Tidak ada satu orang pun diantara kita yang akan menolaknya bukan?! Buah liar Bang Risman memang patut diacungi jempol. Bukan hanya sekedar untuk dijadikan buah bibir, tetapi juga untuk dihayati dan dirasakan dengan sepenuh hati. Biarkanlah segala sukma masyarakat Indonesia ini, bisa merasakan indahnya setiap tetes air yang dituangkan oleh seorang pria yang penuh dengan cinta ini. Semoga Tuhan selalu senantiasa memberikan kebahagiaan bagi kita semua. Damai di bumi. Damai selalu. Selamat menikmati buah liarnya Bang Risman alias rismanaceh, ya!!! Terima kasih Mbak Lianny untuk inspirasinya!!! [caption id="attachment_56998" align="aligncenter" width="300" caption="Risman A. Rachman"][/caption] Semoga bermanfaat!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis Sekedar catatan "lebih dari sekedar kata": Bang Risman tercinta, jangan pernah berhenti menebarkan cintamu, ya!!! Jangan juga terus menyembunyikan dirimu!!! Kami semua membutuhkanmu!!! Negara ini membutuhkanmu!!! Terbarlah cintamu ke angkasa!!! Kami semua siap menjadi jala dan membagikannya ke seantero negeri!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H