Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bercinta yang Ramah Lingkungan

21 Januari 2010   00:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_57905" align="alignleft" width="300" caption=""Di tempat kayak benini, nih!!!" Ilustrasi: Google"][/caption] Hmmm.... Apa harus yang organik, ya?! Pakai yang daur ulang? Apa harus bebas polusi? Banyak menanam pohon dan tumbuh-tumbuhan? Bagaimana, sih, bercinta yang ramah lingkungan? Ide tulisan ini berawal dari komentar saya di postingan Ferdi Xn tentang ""Marketing Yang Ramah Lingkungan". Entah kenapa, pikiran saya langsung melejit mengingat Tarzan sedang bergelayutan di atas pohon sambil memeluk si Jane. Apa inikah yang dimaksud dengan bercinta ramah lingkungan? Hehehe.... Udah bocor kali, ya?! Bisa jadi mungkin, ya!!! Bercinta di tengah-tengah hutan yang rindang dan tanpa menggunakan bahan kimia apapun bisa disebut dengan ramah lingkungan. Tidak ada, tuh, yang mananya kerudung karet ataupun segala jenis minyak-minyakan buatan pabrik. Apalagi yang bekas!!! Kalaupun ada mainan, pun, semuanya terbuat dari daun dan batang pepohonan. Waduh...!!! Persis kayak orang hutan, ya!!! Aaaaaauuuuuooooouuuooooo!!! Sebetulnya, bercinta sendiri memang sudah ramah lingkungan, kok!!! Gimana nggak ramah lingkungan, wong tanpa sehelai benang pun!!! Kalaupun masih ada rajutan benang yang menempel, tetap saja ramah lingkungan. Soalnya, memang alami banget. Semua cairan yang keluar pun alami adanya, kan? Memang, sih, terkadang juga bisa jadi nggak alami. Bisa jadi sebuah bentuk "pemaksaan". Maksudnya, memaksakan diri gitu, lho!!! Bisa karena terpaksa. Bisa juga karena dipaksa. Bisa juga karena memang sudah kebutuhan mendasar. Mau hidup enak tanpa susah payah. Menjajakan cinta memang cara paling mudah. Apalagi kalau punya bekal yang alami. Cantik atau ganteng. Bertubuh mulus dan yahud. Waaahhh!!! Laris manis, deh!!! Bercinta itu memang harus ramah lingkungan. Saya mendukung banget, nih!!! Saya sangat tidak setuju soalnya, bila harus menggunakan obat-obatan hanya untuk alasan kenikmatan dalam bercinta. Bisa bahaya itu!!!  Betul, bisa memperkuat, memperpanjang, dan memperlama tetapi itu hanya sementara. Efek panjangnya juga harus dipikirkan. Mau jadi loyo seumur hidup? Memangnya, pabrik yang buat obat-obatan itu tidak menggunakan bahan kimia? Belum lagi pabriknya itu, lho!!! Waduh...!!! Banyak banget bahan kimianya!!! Sudah dapat dipastikan, tidak ramah lingkungan sama sekali. Saya juga sudah pernah beberapa kali menulis tentang seks out door. Saya bukannya mendorong pembaca untuk menjadi liar dan bercinta sambil berkeliaran di mana-mana, nih!!! Tetapi memang bercinta dengan orang yang kita cintai dan sudah menjadi pasangan kita di alam terbuka memberikan sebuah sensasi tersendiri. Saat kita menyatu dengan alam, bercinta menjadi lebih indah dan luar biasa rasanya. Apalagi bila ditemani oleh pepohonan rindang, rumput yang hijau, bintang-bintang yang berkelip, dan tiupan angin yang lembut. Sangat alami sekali. Rasanya indah dan sangat luar biasa. Hanya saja, hati-hati ya!!! Awas kena ulat bulu atau kena potret si tukang intip. Bisa kacau nantinya!!! Ramah lingkungan bukan hanya sekedar slogan semata. Bukan juga hanya urusan soal penghijauan dan menjaga lingkungan hidup. Bercinta pun sebaiknya ramah lingkungan. Ini penting bagi masa depan kita juga. Mulailah hidup sealami mungkin dan selalu ramah lingkungan. Jangan hanya bicara. Mulailah dari diri sendiri dulu, ya!!! Semoga bermanfaat!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun