Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Percakapan Seputar Seks, Politik, dan Perubahan (1)

26 Juni 2010   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:15 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_177648" align="alignleft" width="297" caption="transformation quadrant Illustrasi: indistinctunion.wordpress.com"][/caption]

Sering saya sengaja menaruh kalimat di status facebook saya, untuk bisa mendapatkan masukan dan juga bisa melihat persepsi tentang seks, politik, dan perubahan di mata teman-teman dan sahabat saya semua. Saya ingin terus belajar untuk bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dan juga mencari tahu apa yang harus saya lakukan. Ini semua saya lakukan agar kita semua sama-sama saling belajar dan juga bisa saling mengerti dan saling menghormati serta saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Maaf bila saya tidak meminta izin terlebih dulu sebelumnya, namun saya harap ini semua bisa dimengerti. Saya mengangkat percakapan seputar seks, politik, dan perubahan sebagai apresiasi atas buah pikir teman dan sahabat saya semua, yang tentunya sangat bermanfaat untuk masa depan bangsa dan negara yang sangat kita cintai ini.

Seks dan politik memang membuat Indonesia berguncang dan mendesah ya!!! Hehehe” 9 Juni 2010

Gibb Woodmankayaknya bukan indonesia doang mbak.. he he

Edi Muhammad Yusuf Rettob inilah, saya merasa inilah cara melihat kelemahan suatu negara. Ada maksud tertentu.

Boncos BoetooYang dsenayan sibuk bertengkar.. Yang muda sibuk ngamar.. Sama2 public figur.. Katanya..

Edho Ignatiuspolitik seks pada peningkatan makna kata "seks" ke arah yang lebih tinggi... yang selama ini hanya tabu dan nggak pantas diucapkan tapi sekarang begitu dinikmati...

Purnama Eviemendingan seks deh..daripada politik..

Edi Sembiring seks dan politik sama suhunya, sama bunyi degup jatungnya. namun sebenarnya perulangan yang tersia-sia untuk dibahas dan akhirnya selalu mundur selangkah. aahhh... kasus per kasus saling menutupi sehingga kita melupakan kasus yang lama. dan keinginan tahuan kita yang terlalu besar menjadi jalan PENGALIHAN ISU. berhasilah mereka.

yang aku maksudkan adalah kasus di negeri ini. lihatlah kasus Trisakti dan penculikan, yang lama terkubur. kemarin kasus Lapindo, lalu Century. semua tertutup oleh kasus baru yaitu rencana dana aspirasi 15 M bagi anggota dewan dan hebohnya video porno.kasus lama tertutupi dan kasus baru dibuka. siapa yang berandil membuat ini semua? ... media lah yang berperan, demi oplah semua hal baru mereka beritakan dan yang lama ditutupi. dan kita juga berandil di dalamnya. lihat semua tulisan di Kompasiana berbau hal yang terkini. ketika kemarin rajin memposting kasus Century, seakan mereka yang paling tahu. dan kini semua diam, karena media yang menjadi bahan bagi plagiator itu semua ternyata tak memberitakan kasus century lagi. ah... aku muak dengan media dan penulis seperti itu. hanya numpang sensasi.

Perlu ada kritikan bagi penulis muda di Kompasiana, agar menulis politik bukan karena lagi heboh-hebohnya kasus perkasus. Tapi karena keberpihakan pada yang benar. jangan meniru pada media-media yang hanya mengejar oplah. Kita mencatat sejarah dengan tulisan dan tetap mencari kebenaran pada sejarah yang berjalan. Aku akhirnya tetap salut buat kawan-kawan mahasiswa walau itu hanya segelintir orang tetapi tetap konsekwen ingin memecahkan kasus yang mungkin telah ditinggalkan media akibat adanya konspirasi pengalihan isu.

nah, tuliskan kritikan membangun buat penulis muda kompasiana. agar media kompasiana jangan menjadi seperti media lainnya yang lagi asyik menonton video beliau. kasihan juga aibnya dibuka hahha.....ngelihatin yang dimiliki sendiri, puiiiiiiihhhhh. ayo Kak, hajar melalui tulisan. sepertinya memang seks menjadi counter isu paling yahud. menjadi pertanyaan, mengapa video itu baru dibuka sekarang??? siapa ahlinya

Andi Iccank BaharuddinSeks dan politik...dua cara yang bisa membuat terkenal seseorang...penuh dengan intrik...cubit sana cubit sini...seperti orang pacaran klo tdk nyubit sepertinya tdk asyik ya mbak...??? hehehe....

“memang tidak mungkin bila bahasa dalam politik bisa bebas dari “nilai”... aaahhhh!!!” 9 Juni 2010

Satrio Utomomemang politik kita masih bernilai

Ruddy Lapodnilai = Rupiah, iya bgtu khan !!!

Edi Muhammad Yusuf Rettobya, tulisan yg mnimbulkan tanda tanya, hi3x itulah kenapa stiap kata bisa lain artinya, tergantung pembaca, untuk jelasnya tanya sang penulis.

Achmad Thoriq Shoekmakarena setiap kata pnya makna & diucap oleh orang yang berkata-kata maka setiap orang punya Ego masing-masing.., sebenarnya hnya garis lurus dari atas ke bawah yg harus Konsisten yaitu : Kepala (Otak/Fikiran) - Mulut (Lidah yg berucap) - Dada (Hati yg bersih) jd kalau Otak Mulut Hati lurus maka itulah makna (baik-buruk)

Bahasa Politik...??? mungkin lebih baik Politisi gunakan bahasa tulisan dengan kosa kata yang baik dan benar agar bisa dipertanggungjawabkan jangan pakai bahasa lisan karena bias makna.

Edi Muhammad Yusuf Rettobmmmmm, boleh,berarti intinya ada di hati. sedangkan hati nggak keliatan, nggak tahu juga hatiku ini lurus apa tidak, tapi jempol empat untukmu Mas Achmad.

Faizal Assegafpolitik itu sendiri adalah kumpulan nilai-nilai, tapi di negeri ini barang itu tidak ada harganya seperti politik sudah terbenam dalam lumpur kejahatan berbangsa dan bernegara

Mariska LubisNilai-nilai itu tetap ada dong tapi nilainya yang berbeda. Nilai sebatas pertemanan dan keluarga yang menimbulkan KKN bukannya masih kuat tuh bang?! Hahahaha

Faizal Assegafitulah Indonesia, nilai-nilai bergantung pada materi semata

Edi Muhammad Yusuf Rettobpengabdian yang ternodai akibat tak bisa membedakan antara kekuasaan dan pengabdian, atau kekuasaan dalam pengabdian. jadinya ya terbalik. numplek

Mariska LubisPola pikir dan cara pandang yang sudah terbolak balik inilah yg menjadi masalah utama atas semua masalh yang terjadi. Nilai-nilai pun dibatasi dan terbatas. Bahkan kebenaran sejatinya pun tak juga dipahami karena kepentingan pribadi dan kelompok. Kata dan bahasa adalah alat yang paling tepat untuk memperbaikinya. Belajar kata dan bahasa yg baik dan benar akan mengubah dunia.

Faizal Assegafsaya suka dengan kesimpulan mbak... saatnya bhs menjadi media bagi nilai-nilai kemanusiaan...

Mariska LubisYup... Mengerti kata dan bahasa dengan baik dan benar, menggunakan dengan baik dan benar akan membuat semua bisa lebih baik... Nggak asal buru-buru berbuat tapi punya muatan yg maksimal untuk masa depan.

Edi Muhammad Yusuf Rettobtidak. tadi Mas Achmad bilang. Hati yg lurus. Saya rasa diri hatilah kata itu bermakna lurus. Mungkin.

Mariska LubisAda perbedaan antara langkah yang harus dilakukan untuk memicunya dan melakukannya. Untuk memicunya diperlukan kata yang disebarluaskan sbg media komunikasi.

Munando Hasidin Samada IIMestinya politik satu keterpaduan dgn norma sosial. Ada pandangan Politik sesuatu yg angker dan sarat beda dgn tata etika sosial, sehingga terkadang politik terpisah dr entitasnya sendiri. Karenanya Politik Selalu tak bebas nilai..norma sosial tak kuat mengintervensi bahkan terjadi sebaliknya ( masalah theologis pun menjadi urusan politik)..,

Edi Muhammad Yusuf Rettobkata sbagai media. Pemicu dan yg trpicu adalah hati. dan apa yang terjadi sekarang, kata menjadi media untuk membodohi demi urusan pribadi yang dipolitikan. Oraa nggenah.! Pemimpin yang bijak adalah impian, dan mungkin hanya sbatas impian. Aku jadi rindu padamu Tuhan.

Semoga bermanfaat!!!

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun