[caption id="" align="alignleft" width="289" caption="Zoophilia (Illustrasi)"][/caption] SEBUAH lelucon sinis diberikan kepada para pria asal New Zealand. Sebuah negara di mana jumlah biri-birinya tiga kali lipat lebih banyak dari manusia. “Eh, kamu jangan pernah mau, ya, kawin sama orang New Zealand?” “Kenapa?” “Mereka itu sakit jiwa semua tahu!!!” “Memangnya kenapa bisa dibilang gila?” “Mereka itu doyan banget ML sama biri-biri!!!” “Ya, ampun!!! Kok, bisa?” “Katanya, mereka itu belajar ML-nya sama biri-biri!!!” ”Gimana, sih?!” “Kan, biri-biri itu suka mundur-mundur, jadi kalau “dipake” dia mundur-mundur!!!” “Nggak ngerti, ah!!!” “Pokoknya, mereka itu, kehilangan perjakanya sama biri-biri, tahu!!!” “Wueekkkk!!!” “Dan jadi hebat ML karena berlatih terus sama biri-biri!!!” “Males, deh!!!” “Mau sama bekas biri-biri? Hehehe….” “Amit-amit, deh!!!” Norak banget, nggak, sih?! Banyak yang tertawa soal yang satu ini, tapi saya, sih, miris dengarnya! Gimana coba rasanya jadi pria New Zealand? Kasihan banget, deh!!! Memang ada juga, sih, orang yang suka “bermain” sama binatang. Pasti banyak, kan, yang pernah menonton filmnya?! Ada yang sama kuda, sama anjing, sama ular. Malah ada yang sama babi di kandang!!! Iihhhhhh!!!! Jijik banget!!! Pernah juga ada berita di koran tentang seorang pria dikeroyok massa karena ketahuan memerkosa ayam peliharaan tetangganya. Ampuuuunnnn!!! Buat yang merasa jijik dengan tulisan saya ini, maaf ya!!! Saya ingin sekali menjelaskan bahwa ini memang ada dan merupakan salah satu bentuk dari kelainan jiwa dan penyimpangan seks. Zoophilia namanya. Sampai sekarang ini, belum ada seorang peneliti, dokter, psikolog, seksolog, atau siapapun juga yang berhasil mengungkap penyebab kelain jiwa yang satu ini. Ada yang berteori bahwa ini terjadi karena kurangnya rasa percaya diri bila berhadapan dengan manusia lain, ada juga yang menduga karena kedekatan yang terlalu berlebihan dengan hewan peliharaannya, ada juga yang bilang karena memang sudah merasa jenuh dan bosan bercinta dengan manusia, sehingga mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Tapi semuanya sama saja menurut saya, sih!!! Sama-sama tidak bisa mengontrol diri. Tidak bisa mengontrol pikiran. Tidak bisa mengontrol nafsu. Ada yang korslet di otaknya!!! Berbagai teknik, cara, metode, dan obat-obatan juga masih belum bisa, tuh, berhasil banget menyembuhkan mereka. Contohnya saja dengan memberikan obat Antiandrogenic seperti medroxyprogesterone yang telah banyak digunakan dalam terapi medis untuk mengurangi nafsu dan keinginan seksual yang berlebihan. Yang berkurang hanya frekuensinya saja, sementara pasangannya, teuteup!!! Obat-obatan anti depresi juga telah dicoba, tetapi, yah, gimana, dong?! Belum berhasil juga!!! Bagaimana kalau mereka mendapat pendekatan yang lebih manusiawi, ya? Misalnya dengan menjadikan mereka merasa “lebih manusia”. Soalnya, kalau menurut saya, mereka itu, merasa sama dengan binatang. Tidak merasa ada perbedaannya. Tapi, ya, nggak tahu juga bisa berhasil atau tidak. Kalau sampai ketemu kasus seperti ini, kayaknya saya akan teriak ke Oom Jay, deh!!! Tollloooongggg!!!(asa) Salam Kompasiana, MARISKA LUBIS. Kunjungi Kami di: www.mariskalubis.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H