Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

STC: Perubahan Demi Masa Depan?!

5 Mei 2010   14:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya ingin mengucapkan selamat kepada semua karena sekarang STC telah memiliki logo. Sebuh logo yang memiliki makna kebersamaan, bersama-sama, saling berganteng tangan, tanpa terbatasi oleh perbedaan untuk peduli pada satu fokus yakni membantu anak-anak. Sebelum kita melangkah lebih lanjut lagi, saya ingin mengajak semua untuk berpikir sejenak atas apa yang akan kita lakukan ini. Apakah memang ini sudah benar atau kita harus memikirkannya kembali?! Kenapa anak-anak?! Kenapa juga harus bersama-sama?! Dan yang paling penting menurut saya, adalah apakah memang semua yang dilakukan ini bisa membantu untuk perubahan?! Apa benar bisa mewujudkan mimpi kita bersama tentang masa depan?! Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, di dalam tulisan saya yang berjudul, "Apa dan Siapa itu anak?!" saya menyebutkan bahwa "Anak adalah anak. Mereka adalah mereka. Mereka adalah individu. Mereka adalah manusia. Mereka adalah generasi penerus. Mereka adalah masa depan. Mereka adalah apa yang membuat kita semua melakukan apa yang kita lakukan kini. Mereka adalah apa yang menjadikan kita juga nanti. Oleh karena itulah, menurut saya, saya mendefiniskan apa dan siapa anak sebagai: "Manusia yang di masa depan"". Saya juga menuliskan bahwa "Bila memang Seribu Tangan Cinta menjadikan anak sebagai salah satu fokus perhatian, alangkah baiknya bila kita kini mulai menjadikan apa yang menjadi persepsi dan cara pandang ini menjadi dasar atas apa yang dilakukan kini. Menjadi sebuah tindakan nyata yang kini dapat dilakukan untuk masa depan dalam segala aspek yang berhubungan dengan manusia yang di masa depan. Semua klasifikasi dan kategori yang diributkan juga isu, masalah, dan apapun aspek dalam kehidupan tidak ada yang harus dipisahkan ataupun terpisahkan. Tidak perlu juga harus ada perbedaan antara kita dan yang lainnya. Semuanya benar-benar menjadi satu kesatuan yang utuh melakukan sesuatu kini untuk nanti." Di dalam tulisan saya yang lain, yang berjudul, "Seks Dan Anak, Kehidupan Manusia Di Masa Depan, yang isinya adalah merupakan salah satu alasan kenapa kita harus memikirkan anak-anak, saya juga menyebutkan bahwa "Sudah waktunya kita semua berpikir dengan benar dan melakukan yang benar. Semua yang terjadi sekarang ini, menurut saya adalah akibat dari kesalahan atas cara kita semua memandang segala sesuatunya. Kita memang terlalu mudah terbawa dengan arus dan melihat semuanya hanya dari satu sisi pandang saja. Melupakan bahwa selalu ada hal lain yang juga patut diperhatikan. Bila kita memang selalu bicara soal moral dan juga etika serta rasa, maka alangkah indahnya bila apa yang menjadi landasan dari semua itu bisa benar-benar diterapkan. Sebuah keadilan dengan segala ketulusan dan kejujuran dan dengan penuh cinta yang sebenar-benarnya." Lanjut lagi ke tulisan saya yang berikutnya, yang berjudul, "Untuk Kehidupan Masa Depan: Berpikir dan Bertindak Dengan Benar",  saya mempertanyakan "Untuk apa, ya, repot-repot memikirkannya?! Bukankah lebih mudah menerapkan saja apa yang sudah ada?! Toh, intinya semua juga baik dan berasal dari ketulusan dan keikhlasan untuk melakukan sesuatu. Untuk apa, sih?! Lagipula, apa itu berpikir dan bertindak yang benar?!". Yang maksudnya adalah untuk apa kita memulai semuanya dengan harus berpikir dulu dengan benar agar semua yang kita lakukan ini menjadi benar-benar bisa melakukan perubahan demi masa depan. Saya juga menuliskan bahwa "Memahami apa dan siapa anak dengan benar, akan sangat membantu menyelesaikan masalah ini. Memikirkan apa yang benar memang tidak mudah, tetapi bisa!!! Ini semua tergantung dari usaha dan kerja keras untuk terus mensosialisasikannya saja. Mengubah apa yang sudah ada dengan sesuatu yang baru untuk kemudian dijadikan sebuah tradisi baru. Tradisi untuk berpikir dengan benar. Berbuat dengan benar baru bisa akan diwujudkan bila sudah mampu berpikir dengan benar. Bagaimana bisa bertindak dengan benar bila berpikirnya pun masih tidak benar?!" Dasar dari pemikiran semua yang saya sebutkan di atas adalah karena sekarang ini bukan hanya kita saja yang melakukan gerakan kepedulian sosial kepada anak-anak. Banyak sekali yang melakukannya. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia, namun kenapa sampai saat ini, hanya sedikit saja yang berhasil melakukan perubahan meskipun sudah berjuta-juta bahkan trilyunan uang dikeluarkan lewat donasi dan sumbangan. Meskipun juga banyak tenaga dan perhatian yang dicurahkan. Semuanya atas nama cinta dan juga kasih sayang. Semua juga dengan kebersamaan. Semua berasal dari hati nurani. Apa yang kurang di sini?! Kembali ke STC dan logo juga makna dari logo ini sendiri. Mungkin bagi sebagian besar makna dari logo ini adalah baik, namun bagi saya, ini tidak cukup. Kebersamaan, bersama-sama, saling berganteng tangan, tanpa terbatasi oleh perbedaan untuk peduli pada satu fokus yakni membantu anak-anak memang adalah sebuah sikap yang sangat mencerminkan kepedulian semua, namun apakah ini cukup untuk membantu melakukan perubahan untuk masa depan?! Di mana dan bagaimana masa depan?! Saya memang agak keras dan kritis dalam persoalan seperti ini karena saya tidak mau apa yang dilakukan sebenarnya memang baik tetapi tidak juga berguna dan bermanfaat bagi masa depan. Kita hanya jalan di tempat saja dan bahkan mundur ke belakang. Sia-sia saja semua usaha yang dilakukan bila memang tidak dipikirkan dengan benar dan tidak juga dilakukan dengan benar. Mana mungkin semua bisa dilakukan dengan benar bila tidak juga berpikir dengan benar?! Dan menurut saya juga, sebaiknya bila kita memang tidak mau berpikir benar dan hanya melakukan yang baik saja, bukan yang benar, kita tidak usah bicara soal masa depan. Kita bicara yang sekarang dan kini saja. Sekali lagi, saya ingin semua memikirkan hal ini. Ini bukan masalah STC dan logonya tetapi dasar dari apa yang akan dilakukan oleh STC?! Apa yang membuat STC berbeda dengan gerakan sosial lainnya?! Apa visi dan misi STC?! Bagaimana dengan rancangan statuta dan juga dasar dari STC itu sendiri?! Apa yang membuat STC patut untuk didukung?! Semua ini harus kita pikirkan baik-baik agar kita semua tidak salah melangkah. Saya juga memahami bahwa mungkin ada sebagian yang merasa bahwa pemikiran saya ini terlalu idealis ataupun susah untuk diterapkan. Memang butuh juga komitmen, kerja keras, dan usaha yang tidak terputus serta terhenti untuk mau mewujudkannya. Tapi bagi saya, ini bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan bila memang kita mau karena memang kita bisa. Siapa yang mau memulainya bila tidak ada juga yang mau?! Mulai dengan membantu menjelaskan kepada anak-anak apa arti dan makna dari sebuah dongeng dengan benar bukan hanya membacakannya saja apakah sulit?! Mengajarkan orang tua bahwa susu dan gizi anak jauh lebih penting daripada rokok dan gelang emas apakah juga sulit?! Jangan berpikir sulit atau rumit tetapi coba pahami dulu semuanya dengan benar. Semoga semua mau berpikir dan mau memikirkannya. Salam Kompasiana, Mariska Lubis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun