Mohon tunggu...
Mariska Berkreasi
Mariska Berkreasi Mohon Tunggu... -

berawal dari kota gudeg mulai mengukir mimpi dan mewujudkannya melalui tulisan:) Penulis dunia sendiri, Mahasiswi, Ceria dan suka kesibukan. @chamarizcha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa arti sebuah Proses?

8 Juli 2014   06:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:04 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404751166824493925

Apa sebuah arti proses bagi hidup kalian?

Apakah hanya rangkaian tahap demi tahap?

Apakah proses akan membuatmu tidak berarti apa-apa?

Tempat pertama aku pijak dan aku kenal adalah keluarga. Yaa saat aku lahir aku tak tahu apa itu ayah apa itu ibu atau apa itu kakak. Mereka akan mengatakan padaku “Ini ayah, sambil menunjuk seorang laki-laki yang raut wajahnya penuh kebahagiaan saat aku datang, atau seseorang akan mengatakan padaku “ini Ibu, sambil menunjuk seorang perempuan yang sedang menggendongku penuh dengan kasih sayang. Memberiku sebuah makanan dan minuman yang mereka sebut itu ASI (Air Susu Ibu). Tidak ada makanan dan minuman lain untuk ku selain ASI sampai usia 2 tahun. Aku suka menangis kalau kepanasan, kelaparan atau buang air yang membuatku tidak nyaman untuk tidur. Lalu ayah dan ibu akan ribut berbagi tugas untuk menenanganku, menjagaku dan mengawasiku tertidur lelap saat itu.

Aku menyukai barang-barang yang menarik, memiliki warna merah, kuning, biru dan sebagainya. Barang yang berbunyi dan berbentuk macam-macam. Ibu dan ayah akan membelikanku mainan yang bisa aku pegang, pukul, lempar dan peluk. Crayon dan pastel akan menemani hari-hariku mencoret-coret dinding rumah atau apa sajalah yang bisa aku lukis. Aku bisa membuat coretan indah dan itu sangat mengasyikan. Aku mulai merangkak kesana kemari mencari ayah, ibu atau kakak. Ya kakak, orang yang lahir lebih dahulu dibanding aku. Teman di rumah yang akan marah apabila kita berbuat kesalahan atau orang yang malas apabila menjagaku saat ayah dan ibu tidak di rumah. Aku yang akan merepotkan kakak, mengajaknya main saat dia sibuk mengerjakan tugas sekolahnya atau harus mengurangi waktunya bermain dengan teman-temannya.

Saat aku mulai besar, aku sudah bisa berjalan tanpa harus merangkak. Aku bisa berlari mengelilingi rumah dengan berteriak-teriak Ayaaah.............. Ibu...................... Aku sudah bisa makan apa saja yang ingin aku makan. Permen yang manis, buah-buahan, atau sayur-sayuran, tetapi sayur-sayuran yang tidak aku sukai rasanya hambar tidak enak tidak seperti permen atau makanan dalam kemasan. Rasanya manis, dan gurih, tapi kata Ayah dan Ibu aku tidak boleh makan banyak. Gigiku bisa gigis dan hitam-hitam atau aku bisa *bodoh* katanya kalo makan makanan ringan yang banyak bumbu masaknya. Tapi aku menyukainya aku suka memakannya. Tidak peduli kata ayah atau ibu aku senang makan itu dan nanti aku akan kena marah sama ayah dan ibu gara-gara makan makanan seperti itu.

Aku punya banyak temaaan, Sepertinya aku tidak lahir sendirian di dunia ini. Aku punya teman-teman yang seumuran denganku atau lebih muda/tua. Jarak rumahku dengan jarak rumah teman-temanku tidak berjarak jauh. Kami bisa saling menyapa lewat halaman depan atau kami bisa melompat tembok rumah. Kami suka bersepeda, mengayuh sepeda dengan kencang dan menjelajahi alam sekitar dengan hati gembira. Kami akan bermain sesuka hati kami, mengambil tanaman yang berwarna kuning seperti mie dan kami sebut itu “mie-mie-an” atau bata merah yang kami sebut itu “keju” dan daun-daunan berwarna hijau kami sebut itu sayuran. Kami suka bermain *jual-jualan layakna pedagang sungguhan, kami akan berbagi peran sebagai penjual dan pembeli. Berjualan makanan yang disebut *nasi goreng yaitu pasir hitam yang dicampur parutan bata merah. Kami akan lupa waktu ketika bermain sampai matahari tenggelam lalu ayah dan ibu akan mencari kami untuk segera pulang. Terkadang jeweran kuping atau cubitan yang memaksa kami harus berpisah sementara mengakhiri permainan yang mengasyikan itu.

Aku sekolaaahh, tempat pertama aku belajar pertama kali adalah keluarga ada ayah, ibu dan kakak yang mengajariku. Namun aku kini menjadi murid sekolah, memiliki seragam, memiliki teman yang banyak, memiliki bapak-ibu guru dan belajar menulis-membaca. Setengah hariku dihabiskan belajar di sekolah bersama teman-teman dan setengah hari aku habiskan belajar di rumah bersama ayah, ibu dan kakak. Sekolaaah sekolaaah dan sekolaaah. Aku melewati masa sekolah 14 tahun lamanya, dengan sekolah yang berbeda-beda, teman yang berbeda-beda dan pelajaran yang semakin lama bertambah banyak dan makin rumit.

Aku jadi mahasiswa, Aku bukan lagi anak sekolah yang menggunakan seragam setiap harinya. Upacara pagi hari di setiap hari senin dan masuk sekolah pukul 7 pagi dan pulang siang hari. Aku mahasiswa yang bebas menggunakan pakaian apapun ketika ke kampus. Aku tidak perlu upacara atau bertemu dengan pelajaran olahraga. Aku datang ke kampus tidak pukul 7 pagi tapi bebas sesuai dengan pelajaran yang aku ambil. Aku tidak perlu berlomba-lomba dan bersaing untuk mendapat rangking 1 di kelas karena semua anak bisa mendapatkan IP 4 yaitu nilai sempurna di bangku kuliah. Teman-temanku bisa lebih banyak karena banyak teman-teman dengan jurusan yang berbeda-beda. Aku sudah menginjak dewasa, aku bisa menentukan pilihanku sendiri, menjadi mandiri dan bebas.

Skrpsi atau skripsweet?, Sebagian besar orang itulah pahitnya masa mahasiswa ketika bertemu yang bernama skripsi. Tidak ada lagi kuliah di kelas, tidak ada lagi praktikum, dan tidak ada lagi ujian semester yang ada hanyalah kita harus mencari masalah. Masalah kog dicari? Dimana-mana menghindari masalah, tetapi ini ujung tombak skripsi adalah masalah. Belajar bersabar, prihatin dan memaknai proses perjalanan skripsi yang seperti perjalanan hidup. Mencari masalah, menguraikan masalah dan mengatasi masalah tersebut. Pertanyaan *kapan pendadaran? Kapan luluss? Sepertinya kata-kata itu lebih mencekam dan mengerikan dibanding melihat sosok yang mengerikan.

Aku Sarjana, lempar toga ke langit dan mengucapkan syukur alhamdulilah nama panjangku akan bertambah sebuah gelar. Aku selsaikan masa belajarku dan itu akan menjadi zona bahagia dan kecemasan. Aku akan menuju dunia yang sebenarnya, yaaaah dunia yang baru. Aku ditantang menjadi orang yang seperti apa setelah lulus? Akankah menjadi orang yang terombang-ambing selesai kuliah, menjadi karyawan atau wirausaha, sekolah lebih tinggi? Ataukah memutuskan menjadi seorang istri dan ibu? Tetapi satu hal yang pasti seseorang yang sudah sampai titik ini haruslah bersyukur, lihatlah tim suksesmu, Ayah, ibu, kakak atau adik yang menyemangatimu dan mendoakanmu untuk menjadi yang terbaik. Teman-temanmu dan sahabatmu yang saling menguatkan dan memberi semangat. Bapak-ibu guru dan dosen yang mengisi kehidupanmu dengan berbagai ilmu. Banyak tim yang ada di belakangmu dibalik kesuksesanmu, sudah saatnya kamu mengabdikan dan menerapkan ilmumu disaat sekolah untuk hal yang lebih baik dan berguna bagi yang lain. Berterimakasihlah pada keluarga yang selalu ada disisimu dan orang-orang yang selalu ada dibalik kesuksesanmu. Hidup terus berputar bagaikan roda yang harus kamu lalui penuh dengan semangat. Proses kehidupan yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih hebat, laluilah hari-harimu dengan baik dan nikmati proses yang ada. Waktu tidak akan pernah bisa dikembalikan seperti dulu dan diubah tapi jalan hidupmu bisa diubah kearah yang lebih baikJ

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun