Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Terpaksa lalu Terbiasa

22 November 2024   12:07 Diperbarui: 22 November 2024   12:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpaksa lalu Terbiasa

Di awal, aku berjuang
Menggenggam erat, meski jiwa terbuang
Beban berat di punggung, ku tahan
Melangkah lunglai, dengan hati yang perlahan.

Terpaksa ku mulai hari yang sama
Dengan tawa palsu dan pura-pura bahagia
Namun takdir tak selalu bertanya
Ia memaksa, menuntunku melewati segala.

Waktu terus berlalu, seperti angin di pagi buta
Terpaksa perlahan berubah jadi biasa
Kekosongan kini jadi teman setia
Hati yang dulu menolak, kini mulai rela.

Ada saat ku tak mengerti
Mengapa terpaksa harus terjadi
Namun kini aku paham pasti
Terpaksa adalah guru, mengajarkanku berdiri.

Aku belajar dari getirnya paksa
Tumbuh dari luka, menata rasa
Apa yang dulu berat, kini ringan saja
Terbiasa, bukan karena tak lagi terluka
Namun karena jiwa ini telah dewasa.

Sumbawa, 22 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun