Terpaksa lalu Terbiasa
Di awal, aku berjuang
Menggenggam erat, meski jiwa terbuang
Beban berat di punggung, ku tahan
Melangkah lunglai, dengan hati yang perlahan.
Terpaksa ku mulai hari yang sama
Dengan tawa palsu dan pura-pura bahagia
Namun takdir tak selalu bertanya
Ia memaksa, menuntunku melewati segala.
Waktu terus berlalu, seperti angin di pagi buta
Terpaksa perlahan berubah jadi biasa
Kekosongan kini jadi teman setia
Hati yang dulu menolak, kini mulai rela.
Ada saat ku tak mengerti
Mengapa terpaksa harus terjadi
Namun kini aku paham pasti
Terpaksa adalah guru, mengajarkanku berdiri.
Aku belajar dari getirnya paksa
Tumbuh dari luka, menata rasa
Apa yang dulu berat, kini ringan saja
Terbiasa, bukan karena tak lagi terluka
Namun karena jiwa ini telah dewasa.
Sumbawa, 22 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H