Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Horor: Ritual Malam di Rumah Tua

25 September 2024   23:14 Diperbarui: 25 September 2024   23:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung sebuah desa yang terletak jauh dari hiruk pikuk kota, berdiri sebuah rumah tua yang dikelilingi oleh pepohonan besar yang menjulang tinggi. Rumah itu sudah lama tidak berpenghuni, dan tidak ada satu pun warga desa yang berani mendekat. Konon, rumah tersebut dihuni oleh makhluk-makhluk tak kasat mata yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang punya kemampuan khusus.

Anehnya, setiap kali orang lewat di dekat rumah itu, mereka merasakan hawa dingin yang merambat hingga ke tulang. Beberapa orang bahkan mengaku mendengar suara-suara aneh, seperti langkah kaki atau bisikan yang tak jelas asalnya.

Namun, tak ada satu pun yang berani membuktikannya---sampai datangnya Raka, seorang peneliti paranormal muda yang sedang mencari objek penelitian untuk tesisnya. Raka sudah sering mendengar cerita tentang rumah tua itu dari penduduk setempat. Sebagai orang yang tidak mudah percaya pada hal-hal gaib, ia merasa tertantang untuk membuktikan bahwa rumah tua itu hanyalah bangunan kosong biasa.

Suatu malam, Raka memutuskan untuk mengunjungi rumah itu sendirian. Ia membawa peralatan perekam suara, kamera, dan beberapa alat lainnya yang biasa digunakan oleh para peneliti paranormal. Meskipun ia seorang skeptis, tak ada salahnya berjaga-jaga, pikirnya.

Malam itu, suasana sangat sepi. Bulan bersinar pucat di langit, dan angin malam berdesir lembut di antara dedaunan. Raka melangkah dengan hati-hati mendekati gerbang rumah tua tersebut. Gerbang besi berkarat itu tampak kokoh, meski terlihat sudah sangat lama tidak dibuka. Dengan susah payah, ia berhasil membuka gerbang yang berderit keras, menambah suasana menyeramkan di sekitarnya.

Di depan rumah, halaman luas dipenuhi rumput liar dan ilalang. Raka menyalakan senter dan berjalan pelan-pelan menuju pintu utama. Tiba-tiba, ia merasakan angin dingin menyusup ke tengkuknya, membuat bulu kuduknya berdiri. Namun, ia tetap melangkah dengan tegar.

Pintu rumah tua itu tidak terkunci. Dengan sekali dorong, pintu kayu besar itu terbuka lebar, memunculkan aroma lembap dan debu yang pekat. Raka menyalakan lampu sorot di kameranya dan mulai merekam setiap sudut rumah. Di ruang tamu, furnitur tua yang tertutup debu masih tersusun rapi, seolah pemilik rumah hanya pergi untuk sementara waktu.

Tiba-tiba, terdengar suara samar dari lantai atas. Seperti langkah kaki. Raka menghentikan langkahnya, mencoba mendengar lebih jelas. Suara itu terdengar lagi---lebih jelas, lebih dekat. Dengan sedikit ragu, ia memutuskan untuk naik ke lantai dua, meski jantungnya mulai berdebar kencang.

Tangga kayu tua itu berderit di setiap langkah yang diambil Raka. Di lantai dua, suasana terasa lebih dingin dan sunyi. Ada beberapa kamar di sana, dan salah satu pintu kamar tampak sedikit terbuka. Dengan hati-hati, Raka mendorong pintu itu.

Di dalam kamar, ia melihat sebuah ranjang tua dengan seprai yang sudah kusam. Tidak ada yang aneh, sampai tiba-tiba suara langkah kaki terdengar lagi---kali ini dari belakangnya. Raka menoleh cepat, namun tidak ada siapa pun di sana. Ia mulai merasa gugup, tapi tetap berusaha berpikir rasional.

Ia melangkah keluar dari kamar itu dan memutuskan untuk mengeksplorasi ruangan lainnya. Namun, baru beberapa langkah keluar, tiba-tiba semua lampu sorotnya mati. Hanya kegelapan yang menyelimuti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun