Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Langit dan Cakarannya

21 September 2024   08:36 Diperbarui: 21 September 2024   08:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit biru terbentang luas
Tak terjangkau tangan fana
Namun ada cakaran tersembunyi
Yang tergores di tubuhnya.

Awan melukis jejak-jejak pilu
Seperti luka yang tak terlihat
Dari sayap yang patah
Dari mimpi yang tak sampai.

Bintang-bintang menatap diam
Menjadi saksi bisu
Pada cakar yang tak terbalas
Menggores dalam tanpa henti.

Langit tetap menari
Dalam sunyi yang tak terbaca
Meski cakaran masih ada
Ia tetap berkilau, tetap tegar.

Cakaran adalah kenangan
Luka dari harapan
Namun langit tak pernah menyerah
Menghamparkan luasnya keabadian.

Sumbawa, 21 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun