Pada janji yang terukir di langit malam
Sekelebat angin berbisik, lembut namun kelam
Kata-kata tersusun indah di ujung lidah
Namun di dasar hati, tak pernah bernyawa.
Seperti embun di pagi buta
Menggantung manis, lalu lenyap tak bersisa
Segenggam harap, digantung di awan
Namun hanya fatamorgana yang terpampang.
Apakah janjimu sepadan dengan rindu?
Ataukah ia sekadar angan yang berlalu?
Tiap langkah kuikuti jejak bayangmu
Tapi jejak itu, lenyap ditelan waktu.
Aku terjebak dalam benang janji-janji palsu
Menyulam harapan, namun benang terus putus
Hatiku hanyut, di sungai ketidakpastian
Dan selebar harapan itu, perlahan memudar dalam angan.
Tertawa hampa, menatap langit kelabu
Yang pernah menjanjikan indah namun semu
Kini ku tahu, harapan itu hanya tipuan
Selebar angin, sepalat ilusi, hanya sebatas bayangan.
Sumbawa, 11 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H