Di sebuah stasiun kereta tua yang telah lama ditinggalkan, terparkir sebuah gerbong kereta yang sudah berkarat dan penuh dengan debu. Konon, gerbong kereta itu menyimpan misteri yang kelam dan penuh dengan kejadian-kejadian aneh.
Dahulu kala, gerbong kereta itu digunakan untuk mengangkut para pekerja tambang dari desa terpencil ke kota. Suatu hari, terjadi kecelakaan tragis di mana kereta itu terguling dan menewaskan semua penumpangnya. Sejak saat itu, arwah-arwah para pekerja tambang itu diyakini masih bergentayangan di dalam gerbong kereta tersebut.
Banyak orang yang mencoba untuk menjelajahi gerbong kereta tua itu, namun tak ada yang berani kembali. Konon, arwah-arwah para pekerja tambang itu akan meneror dan menghantui siapapun yang berani memasuki gerbong tersebut.
Suatu malam, sekelompok remaja yang penuh rasa ingin tahu memutuskan untuk menjelajahi gerbong kereta tua itu. Mereka tidak percaya dengan cerita-cerita seram yang beredar, dan mereka ingin membuktikan sendiri apakah gerbong itu benar-benar berhantu.
Awalnya, mereka hanya menemukan gerbong yang kosong dan penuh dengan debu. Namun, saat mereka menjelajahi lebih dalam, mereka mulai merasakan hawa dingin yang tidak biasa. Perlahan-lahan, mereka mendengar suara-suara aneh dan melihat bayangan-bayangan yang bergerak di kejauhan.
Ketakutan mulai menyelimuti mereka, dan mereka ingin segera keluar dari gerbong itu. Namun, pintu gerbong itu telah terkunci secara misterius. Mereka terjebak di dalam gerbong kereta tua itu, bersama dengan arwah-arwah para pekerja tambang yang marah.
Satu demi satu, para remaja itu mulai menghilang secara misterius. Jeritan-jeritan mereka terdengar di tengah malam, dan membuat bulu kuduk merinding. Para remaja yang tersisa semakin ketakutan dan putus asa.
Akhirnya, hanya tinggal satu remaja perempuan yang tersisa. Dia bersembunyi di salah satu ruangan, gemetar ketakutan dan berdoa agar dapat keluar dari gerbong itu dengan selamat.
Tiba-tiba, dia melihat sosok putih yang melayang di depannya. Sosok itu tampak seperti pria tua yang kurus dan tinggi, dengan tatapan mata yang sedih. Pria tua itu mendekati remaja itu dan berkata dengan suara yang serak, "Pergilah dari sini. Gerbong ini bukan tempat untukmu."
Remaja itu tidak berani membantah. Dia segera berlari keluar dari gerbong itu dan tidak pernah kembali lagi. Sejak saat itu, gerbong kereta tua di stasiun kereta itu semakin terlarang untuk dimasuki. Misterinya masih belum terpecahkan, dan arwah-arwah para pekerja tambang itu masih bergentayangan di sana, menunggu korban selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H