Rinai hujan membasahi bumi, membawa aroma tanah basah yang khas. Di sebuah kafe kecil yang nyaman, Dinda duduk termenung, menatap  dengan tatapan kosong. Secangkir teh hangat di hadapannya tak tersentuh, aromanya seolah sirna ditelan kesedihan yang menyelimuti hatinya.
Dinda baru saja menerima kabar duka. Sang kekasih, Randy, telah tiada dalam kecelakaan tragis. Randy, cinta pertamanya, sahabatnya, belahan jiwanya, telah pergi meninggalkan luka yang menganga di hati Dinda.
Kenangan indah bersama Randy berputar-putar di kepalanya. Tawa canda mereka, momen romantis di bawah sinar rembulan, mimpi-mimpi indah yang mereka bangun bersama, semua itu kini terasa seperti mimpi buruk yang tak ingin dia sadari.
Dinda teringat janjinya kepada Randy. "Anggap aku bahagiamu selalu," kata Randy dengan penuh kasih sayang di suatu malam yang romantis. Janji itu diucapkan dengan tulus, penuh cinta, dan penuh keyakinan akan masa depan mereka berdua.
Kini, Randy telah tiada. Bagaimana Dinda bisa menepati janjinya? Bagaimana dia bisa bahagia tanpa Randy di sisinya?
Air mata Dinda mulai mengalir, membasahi pipinya yang pucat. Dia merasa hampa, kehilangan separuh jiwanya. Dunia seolah runtuh di hadapannya.
Di tengah kesedihannya yang mendalam, Dinda teringat kata-kata neneknya. "Nak, kebahagiaan itu bukan datang dari orang lain, tapi kebahagiaan itu datang dari dalam diri kita sendiri. Kita bisa menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, seperti senyuman orang yang kita cintai, keindahan alam, atau rasa syukur atas apa yang kita miliki."
Kata-kata neneknya bagaikan cahaya di tengah kegelapan. Dinda mulai menyadari bahwa dia tidak boleh terus terpuruk dalam kesedihan. Dia harus bangkit dan melanjutkan hidupnya. Dia harus menemukan kebahagiaannya sendiri.
Dinda menghapus air matanya dan menarik napas dalam-dalam. Dia memutuskan untuk menepati janjinya kepada Randy dengan caranya sendiri. Dia akan hidup dengan bahagia, bukan untuk Randy, tapi untuk dirinya sendiri.
Dinda mulai menjalani hidupnya dengan semangat baru. Dia melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia, seperti melukis, membaca buku, dan membantu orang lain. Dia juga berusaha untuk selalu bersyukur atas apa yang dia miliki.
Perjalanan Dinda untuk menemukan kebahagiaannya tidaklah mudah. Dia masih sering dilanda kesedihan dan kerinduan akan Randy. Namun, dia tidak pernah menyerah. Dia terus berusaha untuk bangkit dan menjadi pribadi yang lebih kuat.