Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ironi Kesenjangan Sosial

18 Juni 2024   14:36 Diperbarui: 18 Juni 2024   14:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ironi kesenjangan sosial

Di jalanan yang berdebu
langkah kaki kecil
melangkah tertatih
Memikul kardus lusuh
mencari sesuap nasi
di tengah hiruk pikuk
kota yang tak peduli.

Di balik gemerlap
gedung pencakar langit
tawa dan pesta
tiada henti
Sementara di lorong-lorong sempit
tangisan pilu menggema
diiringi rasa lapar yang tak terperi.

Di tangan-tangan kecil
buku hanya mimpi
Masa depan terenggut
oleh belenggu kemiskinan
yang tak kunjung pergi.

Di kursi empuk ruang rapat
kebijakan dibuat
tanpa henti
Namun aroma rakyat
miskin tak tercium
bagaikan debu yang
tak pernah diperhatikan.

Ironi, oh ironi, kesenjangan
bagai jurang yang
tak terjembatani
Di satu sisi kelimpahan
di sisi lain nestapa
yang tak terpatri.

Poetry by Marisa Fitri
Sumbawa, 18 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun