Mohon tunggu...
Marisa Dhilla M
Marisa Dhilla M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Don't worry, be happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Daur Ulang Limbah Botol Plastik menjadi Aerogel PET

5 Desember 2021   21:04 Diperbarui: 5 Desember 2021   21:19 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang diketahui bahwa sampah plastik bukan hanya menjadi permasalahan di Indonesia saja tetapi juga permasalahan global. Tidak mudah terurai dan butuh waktu yang lama untuk terurai menyebabkan sampah plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan. Ada banyak alternatif pemanfaatan daur ulang sampah plastik. Salah satunya memanfaatkan botol plastik menjadi aerogel. 

Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu aerogel? Aerogel adalah benda padat yang memiliki massa terkecil di dunia. Seperti namanya aerogel seperti gel yang transparan namun bentuknya padat. Aerogel pertama kali diciptakan oleh Samuel Stephens Kistier seorang kimiawan asal Amerika Serikat pada tahun 1931. Saat disentuh, permukaan aerogel sangat mirip dengan styrofoam dan tidak mirip seperti gel sama sekali. 

Telah dilakukan penelitian tentang daur ulang botol plastik menjadi aerogel yang dilakukan oleh National University of Singapore (NUS). Para peneliti dari National University of Singapore telah menemukan cara untuk memanfaatkan botol plastik menjadi aerogel ultralight polyethylene terephthalate (PET) yang memiliki berbagai kegunaan seperti peredam panas dan menyerap karbon dioksida. Mereka juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan teknologi pembuatan aerogel PET yaitu selama dua tahun. Karya ini lantas dipublikasikan pada agustus 2018 dalam jurnal ilmiah Colloids and Surfaces A.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan peneliti NUS, limbah botol plastik pertama-tama diparut hingga menjadi serat dan ditambahkan dengan bahan kimia, seperti asam hidroklorat (HCl) dan polivinil asetat. Setelah itu, diletakkan di sonikator dimana bahan tersebut akan dicampur menggunakan gelombang suara. Kemudian dibekukan untuk menghasilkan aerogel yang lembut, tahan panas, dan fleksibel.

Aerogel yang dibuat dan dikembangkan oleh para peneliti dari NUS menggunakan botol plastik (pertama kalinya di dunia) lembut, fleksibel, tahan lama, dan sangat ringan. Aerogel PET dapat menahan suhu hingga 620 derajat celcius. Aerogel ini juga memiliki peredam atau isolasi panas yang unggul dan kapasitas penyerapan yang kuat. Hal ini membuatnya menjadi bahan yang serbaguna, seperti bisa digunakan untuk isolasi panas dan suara di gedung, untuk membersihkan tumpahan minyak, sebagai lapisan untuk mantel pemadam kebakaran karena tahan panas dan sifatnya yang lentur sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai mantel pemadam kebakaran, dan masker yang menyerap karbon dioksida dan partikel debu yang berbahaya yang bisa digunakan selama operasi penyelamatan kebakaran. 

Dengan adanya penemuan yang memanfaatkan limbah botol plastik menjadi aerogel PET diharapkan berpotensi akan mengurangi adanya pencemaran lingkungan yang saat ini berada dalam kondisi kritis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun