Tanpa adanya liga dan pembinaan, sulit untuk membangun timnas putri yang bagus dan bisa bersaing
Akhir-akhir ini sepak bola putri banyak diperbincangkan di dunia maya. Sebabnya adalah partisipasi Timnas Putri U17 Indonesia di ajang Piala Asia Wanita U-17 yang digelar di Bali.
Karena berstatus sebagai tuan rumah, Indonesia ikut berpartisipasi kendati tak memiliki tim yang siap untuk berkompetisi di level Asia.
Hasilnya, Timnas Putri U17 Indonesia selalu dibantai dalam tiga laga fase grup. Di pertandingan pertama melawan Filipina, Indonesia takluk 1-6, kemudian di laga kedua menghadapi Korea Selatan, Indonesia dihajar 12-0, dan di pertandingan terakhir, Timnas Putri U17 dibantai 9-0 oleh Korea Utara.
Hasil ini menegaskan bahwa sepak bola putri/wanita Indonesia masih tertinggal jauh, bahkan dari Filipina.
Sebelumnya, di tahun 2022 timnas senior juga pernah tampil di Piala Asia Wanita, dan hasilnya Timnas Wanita Indonesia tak pernah menang dalam 3 pertandingan fase grup, tak pernah mencetak gol, dan kebobolan 28 gol.Â
Sulitnya timnas sepak bola wanita Indonesia bersaing di kompetisi internasional bahkan untuk region Asia Tenggara bukan tanpa alasan. Di Indonesia, sepak bola wanita masih dianaktirikan dan dipandang sebelah mata. Bahkan, liga pun tidak ada.
Dengan mulai naik daunnya sepak bola wanita di lingkup global, publik menginginkan PSSI agar lebih peduli dan serius dalam mengurus dan membangun sepak bola wanita di Indonesia agar dapat bersaing.
Salah satu keinginan pecinta sepak bola dan tentunya para pemain sepak bola putri adalah diadakannya kembali liga putri, yang terakhir diadakan tahun 2019.
Namun harapan itu nampaknya harus dikubur terlebih dahulu. PSSI berencana baru akan menggelar liga putri di tahun 2026.