An Se Young), Ganda Putra (Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae), dan nomor Ganda Campuran (Seo Seung Jae/Chae Yu Jung), ketiganya berhasil memenangkan pertandingan dan berhak membawa pulang medali emas. Sementara satu medali perunggu dipersembahkan oleh nomor Ganda Putri lewat Kim So Yeong/Kong Hee Yong.
Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF World Championship) tahun 2023 telah berakhir. Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara umum dengan perolehan 3 medali emas dan 1 medali perunggu. Korea meloloskan tiga wakilnya di partai final lewat nomor Tunggal Putri (Salah satu hal yang menarik dan luar biasa adalah keberhasilan Seo Seung Jae mendapatkan 2 medali emas Kejuaraan Dunia, lewat nomor Ganda Putra dan Ganda Campuran. Di Ganda Campuran, Seo yang berpasangan dengan Chae Yu Jung berhasil mengandaskan unggulan pertama sekaligus juara bertahan asal China Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan rubber game, ini sekaligus menjadi kemenangan perdana mereka atas pasangan China tersebut yang sebelumnya telah mengalahkan mereka sembilan kali.
Sementara di nomer Ganda Putra, Seo yang berpasangan dengan Kang Min Hyuk berhasil menekuk wakil tuan rumah Denmark, yakni Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmusen juga dengan rubber game. Kang/Seo sendiri sejatinya baru dipasangkan tahun 2021 namun mereka langsung melejit ke jajaran 10 besar dunia hanya dalam hitungan bulan dan mendapatkan medali emas kejuaraan dunia pada keikutsertaanya yang kedua.
Seo Seung Jae menjadi pemain pertama yang memenangkan 2 medali emas di edisi Kejuaraan Dunia yang sama sejak Zhao Yunlei pada tahun 2015 (Ganda Putri dan Ganda Campuran), dan pemain putra pertama dalam 24 tahun sejak Kim Dong Moon yang meraihnya pada tahun 1999.
Dari nomor Tunggal Putri, An Se Young juga tidak kalah hebatnya. Di usianya yang baru 21 tahun, ia berhasil menjadi juara dunia setelah mengalahkan peraih medali emas Olimpiade 2016, Carolina Marin dengan straight game. Kemenangan di Kejuaraan Dunia membawa An Se Young menjadi tunggal putri pertama Korea sepanjang sejarah yang menjadi juara dunia. Selain itu, gelar juara dunia ini melengkapi catatan impresifnya sepanjang tahun 2023, di mana ia berhasil mendapatkan 8 gelar dari 10 final yang ia mainkan termasuk di dalamnya All England dan Kejuaraan Dunia.
Sementara itu hasil kurang baik didapatkan oleh kontingen Indonesia, di mana Indonesia kembali gagal membawa pulang medali emas, dan hanya mendapatkan 1 medali perak dari nomor Ganda Putri lewat Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadanti yang di partai final dikalahkan unggulan pertama asal China Chen Qingchen/Jia Yifan. Hasil ini tentunya mengecewakan sekaligus memprihatinkan karena di Kejuaraan Dunia sebelumnya Indonesia juga tidak mampu memperoleh satu-pun gelar juara dunia.
Ganda Putra yang paling diharapkan mampu mendapatkan medali emas nyatanya tidak kuasa mendapatkan satu medali pun. Unggulan pertama sekaligus ranking 1 dunia Fajar Alfian/M. Rian Ardianto bahkan harus terhenti di babak 32 besar oleh Ganda Putra non unggulan asal Chinese Taipei. Sementara Leo/Daniel harus terhenti di babak 16 besar, sedangkan Ahsan/Hendra dan Fikri/Bagas langkahnya terhenti di babak perempat final.
Tunggal Putra yang juga diharapkan mampu membawa medali, juga tidak bisa berbuat banyak di Kejuaraan Dunia kali ini. Tunggal Putra pertama Indonesia Anthony Ginting harus absen karena masih dalam suasana berduka, sedangkan Jonathan Christie yang menempati unggulan ke-5 malah kandas di babak pertama di tangan Lee Zii Jia.
Di nomer Ganda Campuran peluang Indonesia untuk mendapatkan medali memang kecil, dan tidak ada kejutan yang terjadi di nomer ini. Ketiga pasangan Indonesia harus gugur di babak 16 besar setelah dihadang para unggulan. Sementara di nomer Tunggal Putri, praktis Indonesia hanya mengandalkan Gregoria yang performanya semakin meningkat sejak tahun lalu. Namun sayang, Gregoria juga tidak mampu mempersembahkan medali setelah di babak perempat final dihadang oleh Akane Yamaguchi yang merupakan juara bertahan.
Pada akhirnya hanya Apri/Fadia dari nomer Ganda Putri yang mampu melangkah ke semi final dan final sekaligus menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang naik podium. Apri/Fadia sendiri sebelum Kejuaraan Dunia sedang melewati masa-masa sulit karena sering terhenti di babak awal, sehingga publik tidak berekspektasi tinggi kepadanya, namun di Kejuaraan Dunia, mereka mampu bersinar kembali dan dalam perjalanannya mereka mengalahkan unggulan ke-2, 3 dan 5.