Mohon tunggu...
Mario Yan Avon
Mario Yan Avon Mohon Tunggu... -

"So you shall remove the evil from the midst of you..."

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tiga Bersaudara Paling Ribut Dalam Sejarah

8 Juli 2013   03:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:52 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tiga bersaudara. Berasal dari satu bapak.

Saudara tertua lahir di sebuah negara yang namanya tak akan pernah hilang ditelan jaman, pada tahun 2000 SM. Anak kedua lahir beberapa ribu tahun kemudian. Disusul saudara paling muda yang datang ke dunia ini pada tahun 640 M. Dan pada perkembangannya, tiga bersaudara ini hidup saling beriringan melewati tahun, abad dan milenium.

Tapi tunggu, kata 'beriringan' di atas tidak bisa lalu disandingkan dengan kata 'rukun'. Bahkan kenyataannya, jauh dari itu. Andai saja, sang bapak masih hidup sampai sekarang, tentu dia akan banyak menghabiskan waktu dengan mendatangi psikiater dan mengkonsumsi nefazodone dalam dosis yang tinggi. Siapa juga bapak yang tahan mendengar ketiga anak kesayangannya selalu berisik setiap saat. Saling tuduh satu sama lain. Saling serang satu sama lain. Menghabiskan waktu untuk berkelahi atas masalah yang sebenernya tidak perlu dibesar-besarkan.

Anak pertama, namanya Yahudi. Orangnya sok paling berkuasa. Maklum, anak paling tua. Selain itu, dia juga merasa berhak untuk mendapatkan lebih daripada yang saudara-saudara mudanya dapatkan. Dan yang paling menjengkelkan, si anak sulung ini egonya kelewat tinggi. Bahkan dia menganggap dirinya adalah anak yang paling disayang oleh bapaknya. Dia merasa berhak mengatur seisi rumah.

Anak kedua, namanya Kristen. Seperti kecenderungan sifat anak tengah pada umumnya, dia lebih banyak disukai orang karena sifatnya yang luwes, pandai menata diri, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan jaman, serta cenderung lebih mengalah. Tapi jangan cepat menyukai anak ini dulu. Walaupun kelihatannya baik, si anak tengah ini menyimpan banyak sifat buruk. Walaupun sering dibully  (biasanya oleh adiknya), setiap ada kesempatan dia akan menyerang balik. Diam-diam, mengena dan cerdas. Tapi overall, si anak tengah ini lebih suka jadi penonton dalam setiap perselisihan yang terjadi di keluarganya. Dia cenderung menghindari untuk terlibat secara langsung. Tapi, terkadang dia juga ikut mengompori salah satu saudaranya agar pertentangan yang terjadi semakin seru.

Nah, anak yang paling bungsu namanya Islam. Anak ini sangat sangat manja. Sebagai anak manja, dia tentu saja memiliki emosi yang sangat mudah dipancing. Maka dari itu, sang kakak tertua sering sekali menggodanya dan membuat si anak bungsu naik pitam. Kalau sudah begitu, si anak bungsu langsung bereaksi dengan lebay. Laporan keliling kampung kalau dia 'dianiaya' oleh kakak tertuanya. Ketika orang sekampung mulai percaya dan menaruh simpati, si anak ini makin melebih-lebihkan cerita dengan berkata bahwa kakak tertuanya itu super cerdas. Bahkan sang kakak, menurut ceritanya, mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh kedua saudaranya, sehingga dia bisa leluasa melakukan penganiayaan tanpa diketahui oleh orang lain.

Di tengah konflik berkepanjangan antar tiga saudara itu, muncullah sang tetangga yang tidak memiliki bapak seperti tiga bersaudara tersebut. Maksud hati ingin mencoba menengahi dan mencarikan solusi damai untuk ketiganya, apa daya niat itu di balas dengan teriakan ketiganya, "KAMU JANGAN IKUT CAMPUR!"

Namun (seperti biasa), ketika teriakan itu selesai, si anak bungsu masih menambahi dengan kalimat "Dasar orang enggak punya bapak!! Saya pukuli baru tahu rasa kamu!!". Tentu saja, lengkap dengan lagak congkak khas anak manja yang merasa orang yang punya bapak derajatnya lebih tinggi daripada yang tidak punya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun