Mohon tunggu...
Mario Yan Avon
Mario Yan Avon Mohon Tunggu... -

"So you shall remove the evil from the midst of you..."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nabi-nabi Masa Kini: Sebuah De Javu

21 Juli 2013   01:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:16 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini terjadi beberapa tahun lalu...

Masih ingat Lia Aminudin atau lebih dikenal dengan nama Lia Eden? atau Ahmad Musaddeq? kalau anda masih belum bisa mengingat orang-orang itu, saya akan bantu mengembalikan memori anda.

Lia Eden adalah seorang wanita berumur 65 tahun yang membentuk suatu 'komunitas' yang dia beri nama Salamullah. Selain itu, Lia Eden juga mendeklarasikan dirinya sebagai nabi baru, setelah beberapa kali mengaku ditemui malaikat bernama Jibril. Lia Eden lalu merasa bahwa dirinya diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk menyebarkan ajaranNya. Lewat buku setebal 232 halaman yang dia beri judul "Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir", Lia Eden mulai mengabarkan status keNABIannya dan keMESIASannya sekaligus 'kabar gembira bagi umat manusia.

Ahmad Musaddeq. Pria berkumis ini mulai mendapat perhatian masyarakat sejak dia mengikrarkan dirinya sebagai Nabi baru pengganti kenabian Muhammad dan mendirikan perkumpulan rohani bernama Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Musaddeq yang memiliki 40 ribu pengikut ini, mengaku mendapatkan wahyu kenabian di gunung Bundar di daerah Bogor, Jawa Barat.

Keberanian dua orang tersebut dalam mengabarkan kenabian mereka, memiliki akibat yang cukup besar. Masyarakat dan umat beragama di Indonesia pada khususnya, langsung reaktif menanggapi keberadaan mereka. Akibatnya, berbagai macam celaan, kutukan, sweeping hingga fatwa sesat, menyerang Lia Eden dan Ahmad Musaddeq serta pengikut-pengikutnya. Bahkan tak jarang, kekerasan dan penganiayaan juga mereka alami. Dan pada akhirnya, hanya ada dua pilihan bagi mereka; bertobat dan mencabut klaim kenabian mereka, atau berurusan dengan polisi, masyarakat dan ormas.

Ketika saya membaca berita tentang hal ini beberapa tahun lalu, saya merasa mengalami sebuah de javu. Sebuah de javu. Memori saya berbisik kepada saya, bahwa rasa-rasanya saya pernah mendengar satu kejadian yang mirip, atau bahkan sama, seperti yang Lia Eden atau Ahmad Musaddeq alami.

Saya penasaran...terus mencoba mencari pencerahan atas de javu yang saya alami. Pertama-tama, saya mencoba menelaah fakta-fakta yang ada tentang Lia Eden dan Mosaddeq; mengaku menerima wahyu, mengikrarkan diri sebagai nabi, dan lalu dicerca, dihakimi dan dimusuhi oleh sebagian besar masyarakat. Suatu urutan peristiwa yang saya yakin saya pernah mendengarnya sebelumnya.

Aaahhh...akhirnya saya teringat juga!!

Dulu sekali, di negeri Arab, ada seorang lelaki buta huruf bernama Muhammad bin Abdullah. Di usianya yang ke 40, Muhammad mengikrarkan diri sebagai seorang nabi dan rasul setelah mengaku ditemui oleh malaikat bernama Jibril di gua gelap nan sepi bernama Hira. Tak hanya sekali itu saja, Muhammad mengaku terus didatangi Jibril setelah peristiwa di gua Hira tadi. Jibril mendatanginya dengan berbagai cara, baik dengan membisikkannya ke dalam hati, menyamar sebagai lelaki tampan, hingga melalui suara lonceng yang menurut Muhammad paling berat baginya.

Muhammad lalu mengabarkan kepada semua orang bahwa dia telah diangkat Tuhan sebagai Nabi. Bukan hanya sekedar nabi, tapi juga rasul terakhir. Orang yang bertugas menyempurnakan ajaran-ajaran nabi terdahulu. Dia berkeliling kota mengajak setiap orang untuk mengakui kenabiannya dan mengikuti ajaran yang dia bawa. Sebagian percaya, tapi sebagian besar menganggapnya gila. Bagi yang tidak percaya, Muhammad hanya dianggap mengigau di siang bolong. Omongannya adalah pepesan kosong. Tapi Muhammad tidak menyerah. Dia tak memedulikan suara miring tentangnya dan terus menyebar luaskan ajaran dan kenabiannya. Orang-orang lalu mulai merasa tidak nyaman dan tersinggung. Muhammad lalu di cap sesat dan dicerca karena dianggap mendustai ajaran leluhur. Tak hanya itu, bahkan katanya dia dan pengikutnya mengalami kekerasan fisik dari para penentangnya. Termasuk yang paling populer adalah ketia Muhammad dilempar kotoran manusia oleh salah seorang penduduk di tempat Muhammad tinggal.

Nah...sekarang saya ingat!

Mengaku menerima wahyu, mengikrarkan diri sebagai nabi, dan lalu dicerca, dihakimi dan dimusuhi oleh sebagian besar masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun