Perbedaan yang tercipta dari ku sendiri memisahkan kita dalam dunia itu. Ini hal bodoh, bagi mereka. Aku tertawa, kawan. Dulu, aku sendiri.Â
 Di sudut ruang putih hanya tertawa sendiri. Merah muda pipi mereka serasa perih. Ingin berbagi harus tertunda, aku bukan mereka. Mereka hanya omong kosong, Lalu kita bertemu. Kuanggap kau seperti mereka. Realitanya, kau berbeda.
  Jalan sempit itu kau buka. Sebenarnya, pernah kutanyakan, "kau siapa?" Dalam dunia mereka. Sosok yang datang seperti itu seharusnya wanita. Namun, kita sama. Ini aneh, gua mulai ngaco, tapi bener sih. Intinya, lets kick the world and gua bukan homo. Dan satu lagi yang harus di ingat,  gua laki laki tulen yang sadang mencari cinta dari seorang wanita dan mencari ilmu dari pergaulan yang sedang gua lakuin sekarang ini.
 Kenapa? Kar'na menurut wanita yang pura-pura dewasa, jalan yang gua tuju itu omong kosong. Dalam hal yang lebih dalam, dia gak sadar kalo kepura-puraannya tidak lebih dari ampas yang gua udah lewati. Untuk teman yang hanya ingin bersenang-senang sama gua, gua bakal kasih apa yang mereka mau. Hanya mereka gak sadar, kalo hasil dari kesulitan yang dihadapi bersama itu lebih berharga dari sekedar bersenang-senang. Karena di dalam diri ini ingin sekali merubah kawan menjadi sebuah keluarga yang saling mengerti dan memahami satu sama lain. walau pun gua sadar di dunia ini bayak sekali warna warni di setiap kawan kawan yang gue miliki saat ini. Makin bayak warna yang ada membuat gua sadar, kalo pertemanan itu dapat di lihat dari kesolitan dalam berkawan. Walau terkadang kita susah untuk menjadikan warna warna yang ada menjadi satu tiang yang tinggi.
 Dengan kata lain, Tuhan memberikan banyak teman dalam keseharian gue. Itu gua artikan sebagai warna warni. Namun, di lain sisi, Tuhan juga memberikan kesempatan untuk memilih warna mana yang gua suka. Dan khusus untuk itu, gua artikan sebagai kesempatan untuk memilih mana yang akan selalu menjadi teman dengan mana yang pantas menjadi lebih dari sekedar itu.
 Saat gua dan mereka memiliki warna yang berbeda, gua haya bisa bilang "berbeda warna tetapi satu rasa, dan karna perbedaan itu, bisa belajaar untuk menjadi teman yang baik dengan cara mengerti setiap warna yang di miliki oleh kawan kawan gua." sebelom gue lupa, gue cuma mau bilang "bayak temen pasti akan bayak pula permasalahan yang gue pelajari untuk bagai mana gue bisa atasi permasalahan yang ada dan agar tidak ada perkelahian dan permusuhan di balik selimut."
 Sekarang mulai keliatan mana yang bakal gue anggap kawan dan haya orang yang sedang berhenti untuk istirahat sejenak di dalam perjalanan mereka. Gue juga gak pernah pernah mikirin apa yang mereka lakukan dan gue cuma mau buat orang lain tertawa dan nyaman kalo ada gue. Dan kalo gue menghilang dari dunia kalian gue cuma bisa bilang "this is my life, friend!!!!!!! dan gue apa adanya, bukan ada apanya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H