Tahun 2024 telah datang, sebuah lembaran baru kita buka dengan tak menutup mata pada lembaran tahun 2023 yang lalu. Tahun yang baru, revolusi digital pun turut mengikuti.
Di 2023 silam, kita telah melihat bagaimana berbagai kemajuan teknologi dipraktikkan dan dibuktikan. Artificial Intelligence, Blockchain, Jaringan 5G, dan banyak hal lainnya. Sayangnya, perkembangan ini turut dihantui oleh bayang-bayang cyber attack. Lantas, apa yang harus dilakukan guna memerangi serangan tersebut? Apa kaitannya dengan cyber security?
Sesuai namanya, Cyber security berarti keamanan di bidang siber atau dunia maya. Cyber security sendiri ada sebagai sistem pertahanan terhadap adanya pelanggaran maupun kecurangan di dunia maya. Untuk mengenal cyber security lebih dalam, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana konsep dunia internet bekerja.
Di dalam dunia internet, pengguna dapat melakukan berbagai hal mulai dari mengobrol antar pengguna, mengunggah foto, berkomentar, mendengarkan musik, dan banyak hal lagi. Kegiatan-kegiatan tersebut dihubungkan melalui internet dalam wujud data.
Data dari begitu banyak pengguna selalu berpindah tiap harinya, menciptakan suatu kumpulan data besar yang disimpan di dunia internet. Kumpulan data tersebut digunakan oleh para perusahaan yang menjalankan dunia internet untuk membantu pengguna mendapatkan apa yang diinginkan dari internet.
Di lain sisi, ada juga oknum-oknum tertentu yang turut berusaha mendapatkan data-data tersebut guna melakukan aksi tak bertanggung jawab, mulai dari ‘menyandera’ data, merusak nama baik suatu instansi, merusak jaringan suatu sistem, hingga menebar ketakutan pada media sosial. Aksi-aksi tersebut disebut dengan serangan siber atau cyber attack.
Dikutip dari data National Cyber Security Index (NCSI) tahun 2023, keamanan siber Indonesia berada pada posisi ke-49 dari 176 negara dengan skor 63,64. Meskipun menjadi salah satu negara dengan keamanan siber terbaik di Asia Tenggara, nyatanya Indonesia masih harus terus berbenah diri.
Pada tahun 2023 kemarin, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat sebanyak 279,84 juta serangan siber telah terjadi di Indonesia. Sebanyak 36,08% dari serangan tersebut (atau setara 100,98 juta serangan) ditujukan pada provinsi Jakarta, yang tak lain juga merupakan pusat perekonomian Indonesia.
