Melaksanakan Kehendak Allah

Selasa, 28 Januari 2025

Ibr 10: 1-10 ; Mrk 3:31-35

Jika kita melihat secara sepintas, bacaan Injil pada hari tampaknya menampilkan sisi lain Yesus, yang mana Dia tidak begitu "sopan" dengan ibu-Nya. Di saat ibu-Nya datang mencari, Yesus malah mempertanyakan perihal "Siapakah ibu-Ku? Siapakah saudara-saudariku?" (Mrk 3:33).

Ini yang terjadi jika kita membaca teks Injil hari secara sepintas. Sebenarnya, yang terjadi adalah Yesus sedang memuji ibu-Nya. Ibu Yesus adalah seorang yang melaksanakan kehendak Allah dengan setia. Kisah pemberitaan Kabar Gembira merupakan bukti bahwa ibu Yesus sungguh melaksanakan kehendak Allah.

Dengan menampilkan maksud tersebut, tampaknya Yesus sedang mengajak para pendengar-Nya untuk menjadi bagian dari keluarga Allah. Menurut Yesus, untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya, seorang hanya perlu melaksanakan kehendak Allah.

Melaksanakan kehendak Allah adalah prioritas utama dalam kehidupan seorang Kristiani. Ketika seorang Kristiani melaksanakan praktik hidup baik, misalnya dengan cara memberi makan kepada orang yang sedang lapar di pinggir jalan. Atau misalnya seorang anak menghormati orangtuanya. Artinya dia sedang taat pada perintah Tuhan.

Contoh kecil ini menggambarkan bahwa seorang Kristiani tidak sekadar menjadi pengikut Kristus lewat kata-kata semata ("Saya orang Kristiani") supaya orang tahu bahwa dia adalah pengikut Yesus, tetapi tindakannya juga menunjukkan bahwa dia adalah pengikut Yesus.

Melaksanakan kehendak Allah berarti hidup selaras dengan apa yang dikehendaki atau diperintah oleh Allah. Kehendak atau perintah Tuhan bisa kita ikuti sebagaimana tertuang dalam Kitab Suci. Selain itu, mendengarkan hati nurani juga merupakan bagian dari mendengarkan kehendak Allah.

Semoga inspirasi Injil hari ini memberanikan kita untuk melakasanakan ajaran-ajaran Tuhan (dan ajaran-ajaran yang dikonkritkan dalam Gereja). Dengan demikian, kita menjadi sungguh-sungguh saudara dan saudari Yesus dan putra-putri Hati Maria yang amat manis.