Kamis, 9 Januari 2025
1 Yoh 4:19-5:4; Luk 4:14-22a
Hari-hari ini, Gereja Katolik menyuguhkan bacaan I dari Surat I Yohanes. Teks ini secara keseluruhan banyak membicarakan tentang kasih Allah. Untuk Rasul Yohanes, kasih Allah adalah hal yang paling mutlak dalam kehidupan orang-orang Kristiani. Tidak ada kasih yang lain yang lebih besar, selain kasih Allah itu sendiri.
Bacaan I pada hari ini dibuka dengan pemahaman mendasar bahwa kasih berasal dari Allah. Rasul Yohanes sendiri mengingatkan bahwa kita bisa mengasihi sesama yang lain karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yoh 4:19). Yohanes sendiri hendak mengingatkan bahwa sejatinya kasih yang sejati itu berasal dari Allah, bukan dari diri manusia terhadap manusia lain. Tanpa kasih Allah yang bergerak terlebih dahulu, kita tidak akan mampu mengasihi sesama dengan tulus.
Sebagai misal, kasih di antara suami istri, kasih antara orangtua dengan anak. Mereka bisa mengasihi satu sama lain karena kasih Allah sudah lebih dahulu mekar di dalam diri mereka masing-masing. Keluarga bisa saling mengasihi karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi semua anggota keluarga.
Kasih Allah yang nyata dalam hidup kita adalah bukti bahwa kita telah mengalami kasih-Nya secara pribadi. Allah mengasihi kita tanpa syarat, bahkan di saat kita berada dalam titik terendah dalam hal berbuat dosa. Kasih-Nya tidak bergantung pada apa yang telah kita lakukan, melainkan karena siapa diri kita bagi Dia. Ketika kita benar-benar memahami ini, maka otomatis kita sebenarnya sedang diundang untuk mengasihi orang lain dengan cara yang sama, tanpa mengharapkan imbalan atau perhatian lebih.
Dalam bacaan I hari ini pula, Yohanes mempresentasikan tentang hubungan erat antara iman dan kasih. Rasul Yohanes mengingatkan bahwa setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah (1 Yoh 5:1). Iman kepada Kristus adalah landasan dari segala perbuatan kasih yang benar. Kasih yang benar itu tidak sekadar terwujud lewat kata-kata, tapi juga lewat tindakan: tindakan yang tepat, baik dan benar.
Kasih yang berasal dari Allah dan iman kepada Kristus yang kita miliki adalah sumber kehidupan seorang beriman Kristiani. Bagi Rasul Yohanes, keduanya adalah sumber kemenangan kita. Kita tidak perlu merasa takut dan cemas atau khawatir menghadapi dunia yang penuh tantangan ini, karena kasih Allah dan iman kita memberikan  kita kekuatan untuk mengatasi segala sesuatu.
Oleh karena itu, mari kita terus hidup dalam kasih Allah, terus beriman kepada Kristus, mengikuti perintah-Nya dengan sukacita, dan percaya bahwa dalam setiap langkah kita, kita sedang meraih kemenangan yang sudah dijanjikan Kristus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H