Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjadi Seorang Peziarah Harapan: Belajar dari Sosok Hana

30 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   23:29 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi seorang peziarah harapan (Gambar: Dreamina)

Senin, 30 Desember 2024

1 Yoh 2:12-17; Luk 2:36-40

Dalam bacaan Injil hari ini, kita berkenalan dengan seorang nabi perempuan bernama Hana. Dia adalah seorang janda yang sudah lanjut usia, yang menghabiskan hidupnya di Bait Allah dengan berdoa, berpuasa, dan tentunya menyembah Tuhan. Meskipun hidupnya penuh kesedihan karena tinggal bersama suaminya hanya selama tujuh tahun, tetapi Hana tetap melanjutkan hidupnya. Dengan keberlanjutan hidup, Hana pun setia menantikan kedatangan Mesias yang dijanjikan.

Hana adalah contoh dari seorang peziarah harapan. Peziarah harapan berarti seorang yang melakukan perjalanan untuk mencari makna, tujuan, dan kedamaian. Meski sudah menginjak angka 84 tahun, Hana tetap melanjutkan perjalanan rohaninya untuk mencari dan menantikan penggenapan janji Tuhan dan menggantungkan diri pada Tuhan sebagai satu-satunya pengharapan.

Berikut ini beberapa poin refleksi dari sosok Hana sebagai seorang peziarah harapan. Pertama, seorang peziarah harapan adalah seorang yang tidak pernah berhenti berjalan. Hana adalah seorang yang hidup di zaman yang tidak pasti, di mana penantian akan kedatangan mesias sudah begitu lama dan tak kunjung datang. Hana, dan juga orang Israel pada umumnya, hanya bermodalkan nubuat para nabi. Namun, Hana tidak menyerah dan tetap menantikan janji Tuhan untuk digenapi.

Sama halnya dengan Hana, kita juga seringkali dihadapkan dengan situasi yang tidak pasti, entah dalam pekerjaan, dalam studi, maupun dalam perjuangan hidup. Namun, Hana mengajak kita untuk menjadi peziarah harapan yang tidak pernah menyerah, terus berharap dan setia menantikan janji Tuhan.

Kedua, seorang peziarah harapan selalu mencari kehendak Allah. Hana menghabiskan banyak waktu untuk berdoa dan berpuasa. Dia menjadikan Bait Allah sudah seperti rumah sendiri dan sebagai tempat untuk mengalami kedekatan dengan Tuhan. Meski ada banyak kesulitan, fokusnya adalah hanya pada Tuhan dan untuk Tuhan.

Sebagai orang Kristiani, tujuan sekaligus inti perjalanan seorang peziarah harapan adalah Tuhan. Seorang peziarah harapan berusaha mencari Tuhan dalam segala hal dan berusaha menemukan Tuhan dalam segala hal tersebut. Usaha menemukan Tuhan tidak hanya dalam saat-saat yang baik, tetapi juga dalam saat-saat yang penuh kesulitan dan pergumulan hidup.

Ketiga, peziarah harapan yang mengenali kehadiran Tuhan. Hana memiliki ketajaman rohani. Ketajaman itu diasahnya dengan doa dan puasa yang dijalankannya. Atas dasar itulah Hana mampu mengenal dengan baik bayi Yesus, bayi yang dinantikan oleh orang banyak untuk menyampaikan pembebasan.

Dengan demikian, kita pun juga diharapkan untuk mampu dan peka pada cara-cara Tuhan yang hendak menyapa kita. Kita tidak perlu menunggu ada bencana besar untuk bisa membaca kehadiran Allah, tetapi sebisa mungkin menyadari kehadiran-Nya dalam cara-cara yang sederhana, seperti di saat makan, di saat berjalan, di saat bekerja, dan di aktivitas harian lainnya. Jadi, seorang peziarah harapan harus memiliki mata rohani yang terbuka terhadap kehadiran Tuhan dalam cara-cara yang biasa-biasa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun