Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sukacita dan Pertobatan

15 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   03:16 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 15 Desember 2024

Minggu Adven III

Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18

Bacaan I hari ini berasal dari kitab Zefanya. Penting untuk diketahui bahwa kitab Zefanya ini dibuka dengan ancaman-ancaman yang cukup mengerikan. Pada bab 1, ada nubuat tentang penghukuman pada hari Tuhan; di bab 2 ada kabar tentang hubuman atas bangsa-bangsa; kemudian di awal bab 3 ada ramalan tentang hukuman atas Yerusalem. Kitab Zefanya ini adalah salah satu kitab yang cukup keras memberikan ancaman kepada Israel tentang hari penghukuman Allah atas Israel.

Lalu, keanehan dalam kitab ini muncul karena setelah mewartakan tentang ancaman penghancuran, Zefanya lalu mengajak orang Israel untuk bersukacita. Perbuahan nada ini sangat jelas dan tidak terduga. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah setelah mendapat ancaman, orang-orang Israel langsung bertobat, seketika langsung mengubah hidup, kemudian melakukan penebusan dosa?

Bacaan I hari ini memberikan jawabannya, bahwa Tuhan telah membatalkan hukuman. Ajakan nabi Zefanya untuk bersukacita di dasarkan atas pengalaman akan Allah yang menarik kembali hukuman-Nya atas Yerusalem. Artinya, Allah telah bertindak baik atas Yerusalem; Yerusalem tidak akan dihukum, tidak akan ditimpakan malapetaka. Tuhan menyingkirkan hukuman atas dosa-dosa Yerusalem dan mengalahkan musuhnya. Ajakan untuk bersukacita merupakan respon yang alami terhadap karya penyelamatan Allah.

Allah adalah raja yang hadir di tengah-tengah umat-Nya. Kehadiran-Nya adalah jaminan keamanan dan penghiburan. Itulah mengapa Yerusalem diajak untuk tidak perlu takut lagi. Sukacita sejati datang dari pengertian bahwa Allah tidak hanya mengampuni, tetapi juga berjalan bersama umat-Nya, melindungi mereka dari segala ancaman. Yerusalem sungguh-sungguh diajak untuk tidak menjadi lemah lesu agar dia bangkit dan berani menghadapi hidup, bukan karena kekuatan manusiawi, melain karena Tuhan ada bersama mereka.

Sukacita oleh perbuatan baik Tuhan bukanlah sekadar perasaan yang bergantung pada situasi, melainkan respon dari hati yang memahami perbuatan baik Tuhan. Dia yang telah menyelamatkan Yerusalem, mengasihi Yerusalem, dan memulihkan Yerusalem adalah sumber sukacita yang sejati.

***

Pada Minggu Adven II yang lalu, kita bertemu dengan sosok Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan untuk mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Hari ini, kita kembali bertemu dengan sosok Yohanes Pembaptis yang juga menyerukan pertobatan melalui upaya-upaya konkret. Ketika orang bertanya “Apa yang harus kami perbuat?”, Yohanes menjawab dengan memberikan nasihat praktis yang menantang mereka untuk menunjukkan pertobatan melalui perbuatan nyata. Pertobatan tidak sekadar berkata-kata, tetapi juga tindakan yang mencerminkan perubahan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun