Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadirkan Tuhan dalam Hidup

14 Desember 2024   10:53 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 14 Desember 2024

Sir 48:1-4.9-11; Mat 17:10-13

Bacaan liturgi pada hari ini sama-sama membicarakan nama nabi Elia. Dalam Perjanjian Lama, Elia adalah seorang nabi besar yang sungguh-sungguh bekerja demi Allah. Nabi Elia sendiri memiliki kemampuan yang luar biasa. Dia memiliki kuasa yang sungguh berbeda dari nabi-nabi lainnya dalam Perjanjian Lama.

Beberapa kisah tentangnya menggambarkan betapa nabi Elia sungguh-sungguh seorang nabi yang luar biasa. Salah satunya adalah tentang perlawanannya dengan para nabi palsu pemuja Baal.

Dikisahkan bahwa orang Israel menyembah Baal, allah-nya orang kafir. Orang Israel menyembah Baal karena raja mereka, Ahab, sudah terlebih dahulu menyembah Baal oleh karena pernikahannya dengan Izebel (1 Raj 16:30-33). Dengan demikian, dengan menyembah Baal, Ahab sudah melakukan sesuatu yang jahat di mata Tuhan (1 Raj 16:30). Ahab tidak setia pada Tuhan orang Israel, dan memilih untuk meninggalkan perintah-perintah Tuhan untuk kemudian mengikuti Baal (1 Raj 18:18).

Atas tindakan buruk yang sudah dilakukan Ahab, Elia lalu menantang Ahab untuk mengadakan pertarungan untuk membuktikan Allah mana yang sungguh-sungguh nyata. Elia pun kemudian bertarung di Gunung Karmel melawan 450 orang nabi Baal dan 400 orang nabi Asyera sembari disaksikan orang-orang Israel (1 Raj 18:19).

Pertarungannya adalah meminta masing-masing Allah untuk menurunkan api yang bisa membakar kurban persembahan. Jika ada api yang membakar kurban persembahan, artinya doa nabi tersebut di dengar Allah, dan dan Dialah sungguh-sungguh Allah (1 Raj 18:24).

Pertarungan pun dimulai. Kesempatan pertama diberikan kepada para nabi Baal dan Asyera. Mereka terus berdoa kepada allah mereka. Namun, semakin keras mereka berteriak, hasilnya malah tidak nampak. Allah mereka tidak menurunkan api untuk membakar kurban persembahan mereka. Hingga lewat tengah hari pun, tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian (1 Raj 18:29).

Kemudian, kesempatan bagi nabi Elia tiba. Mula-mula Elia memperbaiki mezbah persembahan(1 Raj 18:30), mengambil dua belas batu sesuai jumlah suku Israel (1 Raj 18:31). Setelah itu, Elia menyusun kayu api, memotong lembu, dan menaruh potongan-potongan lembu di atas kayu api itu (1 Raj 18:33).

Setelah mempersiapkan mezbah, Elia meminta empat buyung air dan menuangkannya ke atas korban bakaran dan kayu api itu. Hal tersebut dilakukan sebanyak tiga kali sehingga air mengelilingi mezbah (1 Raj 18:34-35). Setelah semuanya sudah siap, Elia berdoa kepada Tuhan untuk menurunkan api atas korban bakaran tersebut, lalu turunlah api Tuhan menyambar habi korban bakaran, kayu, batu, dan tanah (1 Raj 18:36-38). Melihat kejadian itu, orang-orang Israel memuji Allah (1 Raj 18:39).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun