Kamis, 12 Desember 2024
Yes 41:13-20; Mat 11:11-15
Bacaan I hari ini dari Kitab Yesaya mengantar kita untuk melihat salah sisi yang dimiliki Allah, yakni kemahakuasaan-Nya. Tapi yang menarik adalah di dalam kemahakuasaan-Nya, Allah masih ingin terlibat dalam situasi hidup manusia, terutama ketika manusia menghadapi kesulitan.
Bacaan I hari ini dibuka dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa Allah adalah penolong. Dengan kemahakuasaan-Nya, Allah masih menempatkan dirinya sebagai penolong. Allah mengatakan bahwa Dialah Tuhan yang memegang tangan Israel, kemudian mensyaratkan agar Israel tidak perlu takut karena Allah menolong mereka (Yes 41:13). Perkataan Allah ini menunjukkan bahwa Allah selalu ada bersama umat-Nya. Allah selalu terlibat dalam perjalanan hidup manusia. Untuk itu, tidak perlu ada yang dikhawatirkan selama Allah masih berpihak, selama masih ada Allah.
Keterlibatan Allah dalam sejarah hidup manusia menunjukkan bahwa manusia itu kecil dan lemah. Penyebutan Yakub dan Israel sebagai cacing dan ulat (Yes 41:14) merupakan gambaran bahwa keduanya kecil dan tidak punya daya apa-apa. Meski demikian, Allah tetap menggunakan keduanya untuk sesuatu yang sangat besar. Dari cacing dan ulat, Allah mampu mengubah keduanya menjadi papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar. Dengan menjadi alat tersebut, gunung-gunung dihancurkan dan bukit-bukit dibuat seperti sekam (Yes 41:15).
Kemahakuasaan Allah memang mampu mengubah hal yang sering dianggap mustahil oleh mata dan pikiran manusia. Manusia sering menganggap sesuatu lemah, tetapi Allah sering menunjukkan bahwa yang lemah mampu mengalahkan yang kuat. Pertarungan antara Daud dan Goliat, misalnya, adalah gambaran dari bagaimana yang lemah, kecil, tak berdaya, mampu mengalahkan yang kuat. Namun, ini bukan tentang siapa kuat, siapa lemah, tetapi tentang di pihak manakah Allah berdiri.
Sebagai insan yang lemah, hari ini kita diajak untuk membuka diri terhadap Allah yang Mahakuasa. Kemahakuasaan yang ada dalam diri Allah tidak hanya terlihat dari kekuatan besar-Nya untuk menciptakan dan mengatur alam semesta, tetapi juga dalam kasih dan kepeduliann-Nya yang mendalam untuk terlibat dalam semua situasi hidup manusia.
Allah yang Mahakuasa adalah Allah yang memegang tangan kita, yang melihat setiap air mata, dan menjawab setiap seruan kita dengan kuasa-Nya yang ajaib. Untuk itu, kita patut yakin dan percaya bahwa dengan kemahakuasaan-Nya, Dia mampu mengubah diri kita yang lemah menjadi orang yang lebih baik. Agar terjadi, syaratnya hanya satu, yakni kita menyerahkan diri dan membiarkan diri dibentuk oleh-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H